Selasa 15 Mar 2011 21:49 WIB

Pemerintah Jamin Fluktuasi Minyak tak Bikin Anggaran Jebol

Rep: shally pristine/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Fluktuasi harga minyak mentah, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, dan rendahnya realisasi produksi minyak (lifting) dapat membuat APBN 2011 bertambah sampai Rp 5,7 triliun. Namun, pemerintah menjamin bahwa konsekuensi perubahan asumsi-asumsi itu tidak membuat APBN tahun ini jebol.

Menteri Keuangan, Agus Martowardojo menjelaskan, tiap ada kenaikan harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price atau ICP) sebesar 1 dolar AS maka berdampak netto ke anggararan sebesar Rp 100 miliar. Namun, karena ada komitmen alokasi anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari APBN, maka per kenaikan ICP sebesar 1 dolar AS akan menambah defisit sebesar Rp 800 miliar. Kemudian, tiap penguatan Rp 100 terhadap dolar AS memunculkan surplus Rp 1,7 triliun. Sedangkan, tiap penurunan lifting sebesar 5.000 barel minyak per hari menyebabkan defisit sebesar Rp 900 miliar.

Kemudian, kata Agus, bila diperkirakan ICP rata-rata sepanjang tahun meleset 10 dolar AS dari asumsi di APBN 2011, realisasi lifting harian 25 ribu barel per hari lebih rendah dari target, dan kurs terapresiasi sampai Rp 400 per dolar AS dari yang ditetapkan sebelumnya, maka diperoleh kisaran defisit Rp 5,7 triliun. "Komponen anggaran masih sehat," kata Agus menegaskan di dalam Rapat Kerja dengan Badan Anggaran DPR, Selasa (15/3). Dia mengingatkan, pemerintah masih memilki cadangan fiskal dari penghematan anggaran yang besarnya sekitar Rp 16,5 triliun.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Darwin Zahedy Saleh mengatakan bahwa sejumlah asumsi APBN di atas memang mungkin berubah. Dia menjelaskan, rata-rata ICP Maret nilainya 113 dolar AS per barel. Sementara, harga WTI Crude yang menjadi referensi harga minyak tahun ini bergerak di kisaran 81,38-101,97 dolar AS per barel. Sedangkan, rata-rata harga minyak Indonesia 2 dolar AS di bawah rata-rata WTI. Berdasarkan pertimbangan referensi di atas, maka range ICP 2011 di kisaran 80-100 dolar AS per barel.

Darwin mengakui bahwa ada sejumlah hambatan yang menyebabkan produksi minyak Indonesia menurun. Setiap tahunnya, produksi minyak terus berkurang dengan tingkat penurunan sekitar 12 persen. Hal itu disebabkan lapangan produksi yang semakin menua dan fasilitas yang berusia uzur. Karena sejumlah kendala yang tidak dapat dikendalikan itu dia memperkirakan realisasi lifting akan berkisar 945-970 ribu barel per hari. Sejauh ini, realisasi rata-rata lifting sebesar 906 ribu barel per hari. "Ini kondisi yang tidak kita harapkan tapi harus kami kemukakan," ucapnya.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement