Rabu 09 Mar 2011 14:04 WIB

April, Tarif Tiket KA Eksekutif dan Bisnis Naik 5-10 Persen

Rep: Citra Listya Rini/ Red: Djibril Muhammad
Kereta Api Ekonomi
Kereta Api Ekonomi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kabar kurang sedap babal diterima pengguna setia moda transportasi kereta api (KA). Pasalnya, PT Kereta Api Indonesia (Persero) akan menaikkan tarif KA kelas eksekutif dan bisnis sebesar 5-10 persen di bulan depan. "Tarif KA semua rute kelas bisnis dan eksekutif akan naik bulan depan (April) sebesar 5-10 persen," kata Direktur Utama PT KA Ignasius Jonan saat ditemui di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (9/3).

Menurut Jonan, PT KA memiliki alasan tersendiri kenapa menaikkan tarif tiket KA kelas eksekutif dan bisnis. "Biaya operasional terus meningkat. KA kelas bisnis dan eksekutif juga dalam dua tahun terakhir belum pernah naik tarifnya," tutur Jonan.

Adapun penyebab membengkaknya biaya operasional PT KA, jelas Jonan, lantaran harga spare part alias suku cadang yang naik. Ditambah lagi, kenaikan gaji pegawai PT KA. "Jadi mau tidak mau tarif bakal dinaikkan," lugas Jonan.

Sementara itu, untuk tarif tiket KA kelas ekonomi, Jonan mengungkapkan, pihaknya tidak berwenang untuk menjawabnya. Hal ini karena masalah tarif tiket KA kelas ekonomi ada di tangan Kementeria Pehubungan (Kemenhub).

Menyinggung pendapatan PT KA, Jonan mengutarakan kegiatan angkutan barang memberikan kontribusi sebesar 50 persen. Sisanya sebesar 40 persen berasal dari penjualan tiket penumpang dan sisa didatangkan dari sektor properti sebesar 10 persen.

Sepanjang tahun lalu, Jonan memperkirakan PT KA berhasil membukukan pendapatan sebsar Rp 6,5 triliun. Sedangkan untuk tahun ini, ia mengatakan PT KA menargetkan pendapatan sebesar Rp 8 triliun. "Kalau untuk laba kita harapkan bisa naik 20-30 persen dibadning tahun lalu," ungkap Jonan.

PAda tahun ini, PT KA akan mendatangkan beberapa gerbong dan lokomotif baru. Saat ini, gerbang dan lokomotif yang dioperasikan PT KA sebanyak 3.800 unit. Menurut, Direktur Keuangan PT KA, Kurniadi Atmosasmito, saat ini pihaknya tengah mengupayakan menambah jumlah lokomotif dan gerbong menjadi 6.000 unit.

"Kita ingin mengembalikan ke posisi seperti tahun 2000. Ketika itu jumlah gerbong dan lokomotif mencapai 6.000 unit. Untuk itu, kita akan menambah sebanyak 2.400 unit," jelas Kurniadi. Ditambahkannya, PTKA akan mendatangkan lokomotif dan gerbong baru dari mana saja, termasuk dari PT Industri Kereta Api (INKA).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement