REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH - Menteri Perminyakan Arab Saudi Ali Naimi mengatakan Selasa (8/3) bahwa jumlah minyak mentah yang berada di pasar dunia "sangat memadai". Ia juga menyatakan kerajaan tersebut mempunyai kapasitas cadangan 3,5 juta barel per hari jika dibutuhkan.
"Pasokan di pasar saat ini sangat mencukupi. Ada kapasitas produksi ekstra yang dapat digunakan jika dibutuhkan," kata kantor berita SPA.
"Harga minyak mentah saat ini belum mempengaruhi pasokan dan permintaan di pasar minyak fundamental. Arab Saudi saat ini mempunyai kapasitas produksi ekstra 3,5 juta barel per hari yang dapat digunakan dan membantu mengatasi bila terjadi kekurangan pasokan."
Perselisihan yang terjadi di Libya yang masih terus berlanjut telah memangkas produksi negara Afrika Utara tersebut. Libya merupakan eksportir minyak terbesar keempat di Afrika setelah Nigeria, Aljazair dan Angola.
Libya memproduksi sekitar 1,8 juta barel per hari, dengan cadangan sebanyak 42 miliar barel. Sebagian besar produksinya diekspor ke Eropa, menurut International Energy Agency (IEA).
Arab Saudi pekan lalu mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen menstabilkan pasar minyak. Negara itu menjamin bahwa pasokan minyak tetap memadai untuk mengatasi penurunan ekspor Libya.
Harga minyak turun tipis, Selasa, di tengah adanya laporan bahwa negara-negara anggota OPEC telah melakukan konsultasi tentang dampak dari kerusuhan di Libya.
Kontrak utama New York untuk minyak mentah jenis light sweet pengiriman April turun 20 sen ke posisi 105,44 dolar per barel. Penurunan terjadi satu hari setelah terjadi lonjakan di level 106,95 dolar per barel--tingkat tertinggi dalam dua setengah tahun.
Di London, minyak mentah Brent North Sea, juga untuk pengiriman April, turun 14 sen menjadi 114,90 dolar per barel.