Selasa 01 Mar 2011 17:32 WIB

Arief Budimanta: Penurunan Inflasi Februari 2011 tidak Istimewa

Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi PDIP Arif Budimanta
Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi PDIP Arif Budimanta

REPUBLIKA.CO.ID, Pengumuman inflasi pada Bulan Februari yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), dinilai anggota DPR, Arief Budimanta, tak ada yang luar biasa. Pasalnya, menurut dia, pendorong penurunan inflasi sebagian besar dari faktor yang berjalan sesuai musimnya.

Sebelumnya BPS mengumumkan inflasi Februari 2011 turun sekitar 0,13 %, jauh lebih rendah dari ekspektasi para analis 0,3-0,5%. Inflasi Februari 2011 di level 0,13% dibandingkan Januari 0,89% (month on month).

Anggota Komisi XI DPR dari PDIP itu menilai, Inflasi memang terlihat rendah bila dilihat pada angka bulanan karena pada bulan sebelumnya, yakni Januari inflasi sudah sedemikian tinggi. Inflasi bulanan, imbuhnya, juga menjadi rendah karena saat ini mulai memasuki musim panen raya.

Beberapa bulanbelakangan, Arif mengatakan, bahan makanan sangat berkontribusi terhadap inflasi. Namun faktor pendorong inflasi itu kini justru sebagian besar mengalami penurunan harga atau deflasi.

"Deflasi ini tidak bisa dibiarkan terlalu dalam karena akan merugikan dan membuat petani jera untuk tetap menjadi petani," ujarnya. Disinilah, ia menekankan, Bulog harus mengoptimalkan perannya. "Bulog harus segera turun ke lapangan sebelum jauh tertinggal oleh para spekulan yang  selalu mengambil kesempatan sekecil apapun," seru Arief.

Indonesia, lanjut Arief, sudah mendesak untuk memiliki industri pengolahan produk-produk pertanian agar lebih tahan lama. "Ini demi kepentingan jangka panjang menghadapi pola panen musiman seperti ini," ujarnya. Arief memandang industri itu akan memiliki nilai tambah lebih besar karena diharapkan mampu meredam fluktuasi bahan pangan yang kerap terjdi.

Kembali menyoal pemicu pelemahan Inflasi, Arief menilai, keputusan Menteri Keuangan yang menunda rencana pembatasan penggunaan Premium juga berperan. "Itu membuat inflasi sedikit tereduksi," uajarnya

"Namun angka inflasi tahunan Year on Year yang mencapai 6,84 persen masih tergolong tinggi," ujarnya. "Pasalnya itu masih di atas target inflasi APBN 2011 yang hanya sebesar 5,3 persen," kata Arief lagi.

Kondisi itu, menurut dia, harus menjadi perhatian pemerintah, "Bila pola penyerapan anggaran pemerintah masih tidak berubah, yakni penyerapan hampir 50 persen anggaran pada akhir tahun kuartal IV, maka dikhawatirkan beban inflasi tahun 2011 ini juga menjadi sangat besar."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement