REPUBLIKA.CO.ID,RIYADH--Wakil Menteri Energi Amerika Serikat Poneman Daniel pada Selasa meminta produsen minyak untuk meningkatkan produksi dalam upaya untuk mengurangi harga minyak mentah, yang mencapai 108 dolar AS karena kerusuhan di Timur Tengah. "Kami berpikir bahwa respon yang tepat (dengan harga tinggi) adalah bahwa produsen menanggapi sinyal harga mereka dan melihat kebutuhan untuk produksi yang lebih dan membawa produknya ke pasar," kata Poneman kepada wartawan di Riyadh.
"Ketika produsen membawa produk ke pasar, harga mulai berkurang," pejabat AS mengatakan di sela-sela konferensi produsen-konsumen di ibukota Saudi. "Semua produsen minyak perlu menanggapi ... mengharapkan semua dari mereka untuk merespon."Harga Brent pecah melewati 107 dolar AS di perdagangan Asia Selasa karena kekerasan di Libya dan Bahrain mengancam untuk mengguncang kawasan produsen minyak utama Timur Tengah dan Afrika Utara.
Minyak mentah Brent naik di atas 108 dolar per barel pada Selasa sore, melebihi tertinggi dua tahun pada Senin, sedangkan keranjang OPEC melambung di atas 100 dolar AS barel.Poneman mengatakan Amerika Serikat, konsumen energi terbesar di dunia, adalah memantau dengan kekhawatiran kerusuhan melanda Timur Tengah dan dampaknya mendorong harga minyak ke tingkat tinggi. Para pejabat AS juga mengatakan pemulihan ekonomi bisa menderita jika harga minyak mentah terus meningkat.
Poneman di ibukota Saudi untuk menandatangani sebuah piagam produsen-konsumen bertujuan untuk membatasi fluktuasi tajam harga minyak dan juga mencakup isu-isu penawaran dan permintaan, transparansi dan peraturan. Dua negara anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak mengatakanpada Selasa, bahwa kartel produsen akan bertindak bila diperlukan jika kekerasan yang sedang berlangsung mengganggu pasokan.
"Kami sedang memantau situasi dan siap untuk bertindak bila diperlukan," kata Menteri Energi UEA Mohamed al-Hamli, menambahkan OPEC sangat prihatin degan perkembangan di Libya karena negara Afrika itu adalah anggota organisasi OPEC. Menteri Perminyakan Kuwait Sheikh Ahmad Abdullah al-Sabah juga mengatakan OPEC akan bertindak jika harga terlalu tinggi, tetapi tidak memberikan angka yang spesifik.