Senin 21 Feb 2011 21:46 WIB

Infrastruktur Buruk, Inflasi 2011 tetap Tinggi

Rep: Shally Pristine/ Red: Johar Arif
Pembangunan infrastruktur, ilustrasi
Pembangunan infrastruktur, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Standard Chartered Bank (Stanchart) memperkirakan inflasi tahun ini tetap tinggi. Tekanan terbesar datang dari komoditas pangan pokok yang harganya bergejolak.

Ekonom Senior Stanchart, Eric Sugandhi mengatakan, inflasi tahun ini dapat mencapai tujuh persen. Artinya, target pemerintah menjaga inflasi di tingkat 5,3 persen per tahun akan meleset. "Inflasi bisa tujuh persen full year karena distribusi nggak bagus. Sekarang nilai bisnis logistik lebih tinggi dari volumenya karena kualitas infrastruktur yang buruk," katanya dalam paparan Laporan Khusus Stanchart perihal kendala Infrastruktur di Indonesia, Senin (21/2).

Ekonom senior lainnya, Fauzi Ichsan menjelaskan fenomena dampak rendahnya kualitas infrastruktur terhadap inflasi. Dia mencontohkan, produksi beras domestik lebih besar dari konsumsi. Artinya, terdapat surplus neraca beras. Namun, distribusi ke daerah-daerah yang membutuhkan jadi terhambat akibat kualitas infrastruktur yang payah. Hal itu terlihat dari harga beras di dalam negeri yang lebih tinggi dari internasional. Alhasil, kebijakan impor beras pun tak bisa langsung menurunkan harga di dalam negeri.

Fauzi yakin jika pemerintah serius membenahi kondisi infrastruktur, inflasi bisa turun sekitar separuh dari yang umumnya terjadi sekarang. "Inflasi bisa turun menuju tingkat rata-rata di Malaysia dan Thailand yang 2-3 persen. Kita rata-ratanya 5-6 persen," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement