Selasa 25 Jan 2011 18:58 WIB

'Bisnis BUMN Jadi Motor Ekonomi Nasional'

Menteri Negara (Menneg) Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Mustafa Abubakar
Menteri Negara (Menneg) Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Mustafa Abubakar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kementerian BUMN memastikan kinerja perusahaan milik negara dari waktu ke waktu terus meningkat tercermin dari melonjaknya kontribusi terhadap pembangunan nasional. "Secara umum kinerja BUMN cukup memuaskan, meskipun perlu diperbaiki. Nanun entitas bisnis BUMN mampu menjadi motor pertumbuhan ekonomi nasional," kata Menteri BUMN Mustafa Abubakar, dalam pidato "Refleksi BUMN 2010", yang disampaikan pada Coffe Morning BUMN Executive Club, di Menara Bank BTN, Jakarta, Selasa (25/1).

Di hadapan sekitar 50 orang direksi dan komisaris BUMN, Mustafa menuturkan bahwa kontribusi langsung BUMN kepada negara meliputi dividen yang ditetapkan sebesar Rp 29,9 triliun, pajak sekitar Rp 100,6 triliun, dan dari hasil privatisasi sekitar Rp 2,1 triliun. Sedangkan kontribusi BUMN ke perekonomian secara umum bisa meliputi kapitalisasi pasar saham 17 BUMN Terbuka (Tbk) periode Desember 2010 yang mencapai Rp 819 triliun, atau menguasai sekitar 26 persen total kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia.

Selain itu, BUMN juga memberikan kontribusi tidak langsung dari belanja modal 142 BUMN yang mencapai Rp 197 triliun, dan belanja operasional sebesar Rp 893 triliun, program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL) Rp 2,7 triliun. Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 16,4 triliun, dan dalam bentuk public service obligation (PSO) seluruh BUMN sebesar Rp 201,3 triliun.

"Kontribusi BUMN tersebut masih menunjukkan peningkatan karena belum seluruh BUMN terutama yang sudah tercatat di pasar modal mengumumkan laporan keuangannya," ujar Mustafa.

Selama tahun 2010, total aktiva seluruh BUMN diproyeksikan mencapai Rp 2.382 triliun, melonjak dari tahun 2009 sekitar Rp 2.234 triliun. Saat yang bersamaan laba bersih BUMN diperkirakan mencapai Rp 100 triliun, meningkat dari laba bersih 2009 sekitar Rp 88,05 triliun.

"Setelah memperhitungkan kinerja pada kuartal IV seluruh BUMN terbuka, maka pendapatan total seluruh BUMN akan menembus Rp 1.037 triliun, melonjak dari sekitar Rp 987,37 triliun 2009," ujarnya.

Khusus setoran langsung kepada negara, Menteri menambahkan bahwa Kementerian BUMN sedang mempelajari penerimaan tidak lagi ditekankan kepada dividen namun diarahkan kepada penerimaan berbasis pajak. "Bank Indonesia menyambut baik usulan itu. Pengurangan setoran dividen agar BUMN dapat melakukan ekspansi sehingga pada ujungnya dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan," katanya.

Menurutnya sepanjang perekonomian nasional terus menunjukkan penguatan. Pertumbuhan ekonomi maupun arus modal terus memperlihatkan arah yang positif. "Situasi ini menjadi peluang besar bagi BUMN untuk tumbuh dan berkembang, terlebih iklim politik dan keamanan yang semakin kondusif," katanya.

Sedangkan untuk menjadikan BUMN menjadi perusahaan "World Class Corporation", Kementerian BUMN menerapkan empat starategi yaitu, transformasi budaya kerja, restrukturisasi, privatisasi, dan pengembangan bisnis.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement