REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--PT Pertamina (Persero) memiliki sebanyak enam kilang pengolahan dengan kapasitas produksi bahan bakar minyak mencapai 40,6 juta kiloliter per tahun. Dalam bahan yang diperoleh di Jakarta, Jumat, disebutkan, produksi BBM itu terdiri dari solar 18,3 juta kiloliter atau 45 persen dari total kapasitas.
Selanjutnya, kapasitas produksi premium 12 juta kiloliter atau 29 persen, minyak tanah tujuh juta kiloliter atau 17 persen, dan avtur 3,3 juta kiloliter atau delapan persen.
Sementara, kebutuhan BBM di Direktorat Pemasaran dan Niaga Pertamina tercatat mencapai 50,1 juta kiloliter pertahun yang terdiri dari premium 22,1 juta kiloliter, solar 21,2 juta kiloliter, minyak tanah 3,8 juta kiloliter, dan avtur 3,1 juta kiloliter.
Dengan demikian, kapasitas produksi premium dari kilang hanya memenuhi kebutuhan 54 persen, solar hanya 86 persen, minyak tanah berlebih hingga 186 persen, dan avtur berlebih 109 persen. Secara jenis, kilang memproduksi BBM sebesar 73-74 persen yang terdiri dari premium 22 persen, minyak tanah 9 persen, solar 36 persen, minyak diesel 0,3 persen, dan minyak bakar 6 persen.
Kemudian, jenis bahan bakar khusus 7-8 persen terdiri atas pertamax, pertamax plus, pertadex, avtur, dan avgas, produk non-BBM dan petrokimia 8-9 persen terdiri dari antara lain elpiji, pelumas, aspal, propilen, dan polipropilen, dan produk lain-lain seperti naphta dan LSWR sebanyak 8-10 persen. Pasokan minyak mentah sebagai bahan baku kilang mencapai 1,031 juta barel yang berasal dari domestik 63 persen dan impor 37 persen.
Berdasarkan jenis, pasokan minyak mentah tersebut terdiri dari "heavy" 73 persen, "medium" 18 persen, dan "light" 10 persen.
Pertamina memiliki enam kilang dengan kapasitas produksi 1,031 juta barel per hari yakni Dumai, Riau 170.000 barel perhari, Plaju, Sumsel 118.000 barel perhari, Cilacap, Jateng 348.000 barel perhari, Balikpapan, Kaltim 260.000 barel perhari, Balongan, Jabar 125.000 barel perhari, dan Kasim, Papua Barat 10.000 barel per hari.