REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Senin (13/12) masih berada di posisi Rp 9.020 - Rp 9.030 per dolar, karena pelaku pasar cenderung berdiam diri, meski pasar eksternal negatif. Direktur Utama PT Finan Corpindo Nusa, Edwin Sinaga di Jakarta, mengatakan, pelaku pasar tidak melakukan aksi lepas rupiah, meski saham-saham di Wall Street melemah.
Pelaku pasar saat ini sedang memfokuskan perhatian terhadap penundaan bantuan dana talangan dari Dana Moneter Internasional (IMF) untuk Irlandia. Hal ini, lanjut dia menimbulkan kekhawatiran para pelaku pasar bahwa krisis keuangan di kawasan Eropa masih belum selesai.
Akibatnya kegiatan perdagangan di pasar agak mengendor dibanding hari-hari sebelumnya. Menurut dia, rupiah memang sudah diarahkan untuk tetap berada di atas level Rp 9.000 per dolar dengan kisaran Rp 9.000 sampai Rp 9.050 per dolar. "Kami memperkirakan rupiah masih tetap di atas Rp 9.000 per dolar hingga akhir tahun ini," ucapnya.
Ia mengatakan, posisi rupiah di atas Rp 9.000 per dolar akan memberikan dampak yang lebih kepada eksportir maupun importir, mereka dapat melakukan kegiatan usahanya dengan baik. Apalagi faktor eksternal sejak awal pekan lalu terus negatif yang memberikan tekanan kepada pasar uang khususnya rupiah, namun keberadaan Bank Indonesia (BI) di pasar membuat rupiah tetap dalam kisaran yang sempit.
"Kami memperkirakn BI tetap menjaga rupiah tidak terpuruk atau mengalami kenaikan yang cepat, karena BI terus memantau pergerakan kedua mata uang tersebut," ucapnya.