Senin 13 Dec 2010 02:15 WIB

Serikat Karyawan Telkom Gelisah Hadapi 'Perkawinan' Flexi-Esia

Telkom
Telkom

REPUBLIKA.CO.ID,

JAKARTA--Serikat Karyawan (Sekar) PT Telkom Tbk mengancam akan menggelar aksi demo besar-besaran jika direksi baru yang terpilih dalam RUPSLB Telkom 17 Desember 2010, jadi menggabungkan Flexi milik Telkom dengan Esia milik Bakrie Telecom.

"Jika merger Flexi-Esia tetap akan dilakukan oleh direksi baru Telkom, maka kami akan terus demo ke Istana Merdeka dan melakukan mogok nasional dengan melibatkan 22 ribu anggota kami," tegas Sekjen DPP Sekar Telkom, Asep Mulyana, dalam rilisnya di Jakarta, Ahad (12/12), menanggapi rencana manajemen Telkom menggelar RUPSLB pada 17 Desember.

Sekar Telkom juga menolak rencana penggabungan (merger) karena selama ini tidak pernah diajak bicara oleh direksi Telkom. Hal ini dianggap oleh Sekar tidak sejalan terhadap Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara Telkom dan Sekar Telkom, bahwa setiap kebijakan perusahaan yang akan berdampak kepada karyawan harus dibahas dahulu dengan Sekar Telkom.

Keputusan ini akan memiliki dampak langsung terhadap status karyawan di Divisi Telkom Flexi sebanyak 1.160-an pegawai. "Saat ini para pegawai Flexi terus dilanda kegelisahan dan ketidaktentraman atas isu dan rencana merger tersebut," kata Asep.

Asep Mulyana mengatakan sejak awal rencana merger Flexi-Esia digulirkan, Sekar Telkom memang menolak rencana tersebut. Alasannya, asumsi yang digunakan manajemen Telkom bahwa potensi bisnis CDMA di masa depan dianggap kurang menarik dan tidak fokus karena varian handset CDMA yang tidak didukung oleh penyuplai handset besar seperti Nokia terlalu mengada-ada.

Sebab, fakta ini terbantahkan oleh makin dinamisnya perusahaan-perusahaan "handset" dari China dan Korea Selatan , termasuk pendapatan Esia yang masih bisa tumbuh.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement