REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Bank Indonesia menilai peran pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi pada 2010 ini melemah jika dibanding dua tahun sebelumnya. "Satu sumber pertumbuhan ekonomi yang belum kembali saat ini adalah goverment spending," kata Deputi Gubernur BI, Hartadi A Sarwono dalam 'Economic outlook 2011' memanfaatkan momentum investasi dan ekspansi di Jakarta, Senin (29/11).
Ia menyebutkan, belanja pemerintah sebenarnya merupakan belanja yang sudah pasti karena sudah masuk dalam APBN sehingga dorongan ke pertumbuhan ekonomi seharusnya lebih pasti. Menurut Hartadi, penyaluran belanja negara pada kuartal III 2010 seharusnya sudah besar, namun ternyata tidak sesuai dengan harapan.
"Pada kuartal III dan IV harusnya ada ekspansi fiskal, namun ternyata belum, bahkan APBN hingga saat ini masih surplus padahal ditargetkan defisit 2,1 persen pada APBNP 2010," ujarnya.
Ia menyebutkan, pada 2008 dan 2009 memang ada stimulus fiskal menyusul ancaman krisis saat itu. Namun harapan bahwa di kuartal III dan IV 2010 ada pengeluaran pemerintah untuk proyek-proyek pemerintah, belum sesuai harapan. Hartadi menyebutkan, realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal III yang hanya 5,8 persen sebenarnya di luar ekspektasi.
"Kalau pertumbuhan ekonomi di kuartal IV bisa mencapai 6,0 persen, maka pertumbuhan ekonomi 2010 juga akan bisa mencapai 6,0 persen. jadi kuartal IV ini memang menjadi kunci," katanya.