REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi rawan diselundupkan ke luar negeri mengingat harganya yang murah dibanding negara lain. Karena itu, tindakan tegas harus diberikan kepada para pelaku yang melakukan kegiatan merugikan negara itu. "Penyimpangan ataupun penyelundupan BBM itu harus kita berantas," tegas Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Kamis (25/11).
Sekadar catatan dalam keterangan pers resmi Kamis (25/11) Ditjen Bea dan Cukai, Kapal Patroli Bea dan Cukai BC-10002 berhasil menegah Kapal MT Eterna Oil II berbendera Indonesia yang tengah membawa muatan 613,57 ton liter BBM pekan lalu. Lokasi penegahan di perairan Pulau Bangka. Ketika penegahan Posisi Kapal MT Eterna Oil II sedang memindahkan muatan BBM ke MT Jie Sheng yang akan berangkat menuju Singapura.
Kedua kapal diduga melanggar Undang-Undang (UU) nomor 17/2006 tentang Perubahan atas UU nomor 10/195 tentang kepabeanan. Total kerugian negara yang diakibatkan oleh penyelundupan tersebut kata Thomas berkisar sekitar Rp 500 juta.
Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan, dibandingkan dengan negara-negara yang memiliki income per kapita lebih rendah, harga BBM subsidi Indonesia memang lebih murah. Harga BBM subsidi di Indonesia, kata Agus, lebih rendah dibandingkan harga minyak di negara-negara seperti Malaysia, Singapura, Vietnam dan Philipina, membuat orang-orang yang ingin mendapatkan keuntungan besar, tertarik untuk menjualnya ke negara lain secara ilegal. "Jadi maksud saya, kita harus menjaga dan berusaha mengatasi penyelundupan itu," kata nya
Diakui Agus, disparitas harga BBM subsidi Indonesia dengan negara lain, memang menunjukkan Indonesia lebih rendah. Itu membuat peluang penyelundupan semakin besar. "Wajar orang cari manfaat, tapi kita akan atasi itu, jangan sampai terjadi terus menerus" kata dia.