REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--PT Garuda Indonesia mentatat total utang hingga September 2010 sebesar 477 juta dolar AS, setara dengan Rp 4,5 triliun, turun dibanding 726 juta dolar AS pada Juni 2009. "Kami berhasil merestrukturisasi utang, terutama kepada kreditur European Credit Agency (ECA)," kata Direktur IT Garuda Indonesia, Elisa Lumban Toruan, usai mengikuti Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Garuda, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (15/11).
Menurut Elisa, dari total utang 477 juta dolar AS tersebut, utang kepada ECA mencapai 300 juta dolar AS , sisanya utang Floating Rates Notes (FRN) kepada kreditur berbasis di Singapura sekitar 131 juta dolar AS. "Restrukturisasi utang kepada ECA sudah selesai tinggal tandatangan. Jangka waktu pelunasannya diperpanjang hingga tujuh tahun," kata Elisa.
Utang kepada ECA sudah dicicil sejak dua tahun lalu, sedangkan utang FRN sudah di-buyback (dibeli kembali). Menurut Elisa, pembayaran kewajiban merupakan bagian dari prograM restrukturisasi utang perseroan. "Selain dari kas perusahaan, perseroan juga melakukan negosiasi penjadwalan ulang dengan para kreditur," katanya.
Garuda Indonesia, dijadwalkan melepas 30 persen saham perdana kepada publik (IPO) pada kuartal I 2011. "Restrukturisasi utang merupakan salah satu syarat untuk melakukan IPO," kata Elisa. Adapun dana yang akan diperoleh dari IPO tersebut, sekitar 300-400 juta dolar AS.