Senin 08 Nov 2010 02:17 WIB

Pemerintah Siapkan Rp 1,2 Miliar untuk Rehabilitasi Perikanan Boyolali

Kolam Ikan
Foto: .
Kolam Ikan

REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI--Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad mengatakan, pemerintah menyiapkan dana Rp1,2 miliar untuk merehabilitasi sektor perikanan yang rusak akibat erupsi Gunung Merapi di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Ketika meninjau pengungsi di pendopo Kabupaten Boyolali, Minggu, Fadel Muhammad mengatakan, sebagian Kampung Lele rusak sehingga pemerintah siap membantu melakukan rehabilitasi terhadap kampung tersebut.

Menurut dia, kerugian yang diderita Kampung Lele yang rusak akibat erupsi Gunung Merapi ditaksir mencapai Rp4 miliar hingga Rp 5 miliar "Ini baru perkiraan sementara karena belum diketahui secara riilnya," katanya. Ia menambahkan, pemerintah memiliki program untuk membuat minapolitan lele di Kampung Lele.

Kampung Lele di Kabupaten Boyolali tersebut memang cukup jauh dari gunung yang berada pada ketinggian 2.968 meter di atas air laut yang sedang bergejolak, tetapi air yang digunakan untuk memelihara ikan lele terkena dampak letusan itu.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo, yang mendampingi Fadel Muhammad, mengatakan, jumlah pengungsi akibat eruspsi Gunung Merapi di tiga kabupaten yaitu Klaten, Magelang, dan Boyolali mencapai 204 ribu orang. Sampai kini, kata dia, untuk pengungsi sudah menyerap dana Rp 9 miliar dari cadangan dana yang disiapkan Rp 21 miliar.

Ketika ditanya upaya pemerintah untuk membeli hewan ternak milik masyarakat korban Merapi, dia mengatakan, hal itu sulit diterapkan. "Untuk Kabupaten Boyolali dan Klaten sudah menolak, sedangkan untuk Kabupaten Magelang memang sudah ada beberapa warga yang mengajukan hal itu," katanya.

Asisten III (bidang administrasi) Sekda Boyolali, Syamsuddin mengatakan, jumlah pengungsi di Kabupaten Boyolali akibat erupsi Gunung Merapi sudah mencapai 42.500 orang yang tersebar di 51 titik.

Menurut dia, Pemkab sedang mendata korban pengungsian untuk mempermudah keluarga dari luar kota yang akan menjenguk mereka.

"Melalui para relawan, pengungsi di masing-masing titik itu kami data dari mulai nama, jenis kelamin, umur, hingga alamat tempat tinggal," katanya.

Ia mengakui, pendataan terhadap pengungsi baru bisa dilakukan dalam beberapa hari terakhir karena langkah pertama yang dilakukan adalah memenuhi kebutuhan makan dan kenyamanan para pengungsi itu.

sumber : Ant
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement