REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-–PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Jambi Merang menandatangani kontrak Perjanjian Jual-Beli Gas (PJBG) dengan PT Pembangunan Kota Batam, PD. Pertambangan dan Energi Propinsi Sumatera Selatan dan PT. Chevron Pacific Indonesia. Nilai kontrak perjanjian PJBG tersebut, sebesar 577 Juta dolar AS.
Direktur PHE Jambi Merang, Eddy Purnomo mengatakan, penjualan gas dari blok Jambi Merang sangat dinantikan banyak pihak. Menurutnya, hasil produksi gas pertama tersebut merupakan satu-satunya gas yang menjadi andalan pemerintah dari blok-blok migas yang ada di wilayah Sumatera Selatan.
"Padahal banyak KKKS (Kontraktor Kontra Kerja Sama) lain disana, namun tampaknya kami yang paling siap untuk produksi sehingga saat ini gas dari kami sangat diharapkan," paparnya dalam keterangan tertulis, Selasa (2/11).
Eddy memaparkan, alokasi untuk masing-masing pembeli adalah sebesar 48.400 Billion British Thermal Unit (BBTU) yang akan diserap oleh Perusahaan Daerah (PD) Pertambangan dan Energi Propinsi Sumatera Selatan. Hal itu guna memasok kebutuhan energi di Sumatera Selatan dan industri sekitar di Jambi.
Selain itu, 38.309 BBTU untuk memasok kebutuhan gas PT Pembangunan Kota Batam dan listrik di Kota Batam khususnya industri di Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam. "Sementara untuk Chevron 8.030 BBTU untuk jangka waktu 1 tahun dan akan dikaji kembali tiap tahunnya. Pasokan gas ke Chevron ini dilakukan untuk mendukung produksi minyak dari blok CPP milik Chevron di Riau," tutur Eddy.
Dijelaskannya, jangka waktu kontrak jual beli gas menurut Eddy berbeda-beda, dimana pasokan gas ke PD Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Selatan dan PT. Pembangunan Kota Batam akan berlangsung hingga 9 Februari 2019. "Sementara itu, Kontrak PJBG dengan PLN masih menunggu persiapan PLN untuk menerima suplai gas kami" ujar Eddy.
Ditambahkannya, ke depan, PLN akan mendapatkan jatah terbesar dari total produksi gas. Berdasarkan rencana awal, mayoritas produksi gas tersebut akan diperuntukkan untuk membantu pasokan gas ke pembangkit listrik mereka di Muara Tawar. Eddy mengungkapkan, produksi pertama gas tersebut direncanakan mengalir pada 10 Desember mendatang, bertepatan dengan hari jadi Pertamina yang ke 54.
Pada tahap awal, diharapkan angka produksi gas dapat mencapai 60 MMSCFD dengan peak production sebesar 120 MMSCFD atau 20 ribu BOEPD yang diperkirakan akan tercapai pada Juli 2011 mendatang. "Produksi ini selain menambah jumlah pasokan gas nasional juga merupakan bagian dari usaha guna memenuhi target 1 juta Barrel Oil Equivalen per Day (BOEPD) yang ditargetkan oleh PT Pertamina (Persero) di tahun 2015," tuturnya.
Untuk itu PHE Jambi Merang, sambung dia, saat ini tengah mempersiapkan fasilitas gas (gas plant). Tidak kurang dari 242 Juta dolar AS dikucurkan guna mendukung persiapan produksi gas pertamanya yang diharapkan mampu mencapai produksi puncak sebesar 120 Million Standard cubic Feet per Day (MMSCFD).
Blok Jambi Merang dioperasikan oleh Joint Operating body (JOB) Jambi Merang dimana PT PHE Jambi Merang memiliki Participating Interest 50 persen, Talisman Jambi Merang (25%) dan Pacific Oil & Gas (25%). Dalam kesempatan yang sama Direktur Utama PHE, Dwi Martono mengaku senang dengan perkembangan yang terjadi di JOB Jambi Merang.
"Ini semakin menunjukkan bahwa PHE merupakan reliable dan capable operator. Saya optimis PHE akan terus tumbuh dan berkembang selaku perusahaan migas terkemuka yang mampu mengelola lapangan baik di onshore (darat) maupun offshore (lepas pantai)," tukasnya.