REPUBLIKA.CO.ID,PAMEKASAN--Permintaan atau ekspor ikan teri ke Jepang dalam sepekan terakhir meningkat, sehingga menyebabkan harga teri di tingkat nelayan mahal. "Soalnya saat ini, Jepang kekurangan ikan teri, makanya permintaan dari negara itu meningkat dan harga ikan teri di tingkat nelayan juga mahal," kata Direktur PT Marinal Indoprima, perusahaan ekspor teri dan rumput laut di Madura, Gazali, Senin.
Saat ini, katanya, harga ikan teri di tingkat nelayan mencapai Rp20.000,00 per kilogram, naik Rp5.000,00 per kilogram dibandingkan dengan bulan lalu. "Harga Rp20.000,00 ini untuk kualitas super. Kalau sebelumnya untuk kualitas super dalam kisaran Rp15.000,00 hingga Rp16.000,00," katanya menjelaskan.
Selain karena permintaan meningkat, faktor yang juga menyebabkan harga ikan teri impor ini mahal, karena hasil tangkapan nelayan payangan berkurang. "Sekarang tidak musim ikan. Makanya harga meningkat tajam dibandingkan dengan sebelumnya," tutur Gazali.
Untuk ikan teri kering, kata dia, saat ini harganya mencapai Rp100.000,00 per kilogram, naik Rp20.000,00 per kilogram dibandingkan dengan harga yang berlaku bulan lalu. Hanya saja, para nelayan di Pamekasan maupun di Sumenep yang selama ini menjadi pemasok terbanyak ekspor teri ke Jepang tersebut lebih memilih menjual ikan teri basah. "Mungkin karena proses pengeringannya rumit. Jadi, para nelayan lebih memilih menjual ikan teri basah. Tidak ada yang menjual ikan teri kering," katanya menjelaskan.
Gazali yang juga pengurus Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Cabang Pamekasan menjelaskan eksportir teri di Madura saat ini kewalahan memenuhi permintaan pasar, khususnya Jepang. "Ikan teri (Stolephorus spp) merupakan jenis ikan kecil yang memiliki nilai ekonomi tinggi," katanya.
Selain itu, ikan teri juga mempunyai nilai gizi yang tinggi dengan kandungan vitamin, lemak, kalsium dan protein yang tersusun dalam asam-asan amino esensial yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tubuh dan kecerdasan manusia. Di Pamekasan, sejumlah perusahaan yang bergerak di bidang ekspor ikan teri antara lain PT Marinal Indoprima, CV Mahera Putra, PT Mina Bahari, dan PT Kelana Laut Perkasa.