Kamis 21 Oct 2010 04:22 WIB

Duh, Harga Gula Konsisten Naik

Rep: Shally Pristine/ Red: Endro Yuwanto
Gula (Ilustrasi)
Foto: CORBIS
Gula (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Harga gula cenderung bergerak naik secara konsisten, walau kisaran kenaikan hariannya di bawah satu persen. Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat, harga rata-rata nasional gula menyentuh level tertinggi sejak April yaitu Rp 10.982 per kg pada hari ini dengan harga rata-rata bulanan sebesar Rp 10.926 per kg.

Sementara, harga rata-rata di pekan pertama Oktober sebesar Rp 10.878 per kg dan pekan kedua Rp 10.948 per kg. Padahal, harga rata-rata di Juni tercatat Rp 9.958 per kg, Juli Rp 10.390 per kg, Agustus Rp 10.692 dan September Rp 10.571 per kg.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Subagyo mengatakan, kenaikan yang konsisten walau tidak melonjak mencerminkan kesenjangan antara realisasi produksi gula dan penghitungan ulang (taksasi) yang dilakukan Dewan Gula Indonesia (DGI).

"Harga yang bergerak ini cerminan, padahal musim gilingnya mundur dan harusnya bisa positif tapi ternyata yang digiling tidak sebesar yang diperlukan. Ini direspon harga," ujar Subagyo ketika ditemui usai rapat kerja Kemendag dan DPR, Rabu (20/10).

Kesenjangan ini, kata Subagyo, membuka peluang untuk penambahan kuota impor. Dia mengakui, dari perhitungan pelaku di lapangan, realisasi produksi tidak akan menyentuh dua juta ton pada tahun ini. Angka ini, di bawah hasil taksasi DGI sebesar 2,36 juta ton. Namun, dia mengingatkan, tetap harus menunggu proses giling di pabrik-pabrik gula selesai. "Menurut saya, Dewan Gula harus menambah frekuensi pertemuan," katanya. Tujuannya, agar dapat memutahirkan angka produksi gula dengan kondisi terkini.

Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), Arum Sabil, mengakui faktor iklim akan membuat produksi gula meleset dari hasil taksasi. Dia mengatakan tingginya curah hujan pada tahun ini menurunkan produksi tebu sebanyak 20 persen, bahkan ekstrimnya hingga 25 persen. Sehingga, dari target produksi yang semula 2,9 juta ton untuk tahun ini, hanya akan terealisasi 2,1-2,2 juta ton. "Saya optimistis tetap akan sampai dua juta ton walau cuaca seperti ini," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement