Rabu 20 Oct 2010 00:52 WIB

Kemarau Panjang Bisa Dongkrak Produksi Garam

Rep: Shally Pristine/ Red: Djibril Muhammad
Petani garam
Petani garam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Panjangnya periode musim hujan mengganggu produksi garam nasional tahun ini. Ke depan, petani garam dapat diuntungkan dalam jangka pendek oleh tren kemarau panjang yang biasanya terjadi setelah musim hujan berkepanjangan.

Direktur Pesisir dan Lautan Kementerian Kelautan dan Perikanan Subandono Diposaptono mengatakan, pola kemarau panjang yang menyusul musim hujan berpeluang kembali terjadi tahun depan. "Sementara, nanti periode hujannya pendek tapi curah hujannya tinggi," katanya sambil mengutip pendapat seorang ahli perubahan iklim ketika dihubungi Republika, Selasa (19/10).

Peluang kemarau panjang yang menjadi salah satu gejala perubahan iklim ini, kata dia, dapat membantu pencapaian target swasembada garam konsumsi pada 2012 dan garam industri pada 2015. Walau demikian, dia tetap menggaris bawahi pentingnya keseimbangan curah hujan karena berdampak terhadap produksi komoditas pangan lainnya.

Sejauh ini, Subandono mengatakan, pihaknya belum memiliki data produksi garam tahun ini karena belum melakukan peninjauan ke daerah-daerah. Namun, dia mengakui terjadi penurunan yang cukup signifikan sehingga pemerintah perlu mengeluarkan izin impor tambahan.

"Perlu tambahan impor karena anomali cuaca tahun ini menyebabkan produksi turun," ucapnya. Peta jalan swasembada garam, kata dia, sudah disusun dengan mempertimbangkan faktor perubahan iklim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement