REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Lembaga swadaya masyarakat Jepang, Asian People Exchange (APEX), melaksanakan proyek pengembangan ramah lingkungan dengan aneka pemanfaatan tanaman jarak pagar di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT). Menurut siaran pers Kedubes Jepang yang diterima ANTARA di Jakarta, Senin, upacara penandatanganan kontrak proyek bantuan hibah tahap ketiga tersebut telah diselenggarakan di Kedubes Jepang pada 18 Oktober 2010.
Jumlah bantuan hibah maksimal yang digelontorkan dalam proyek tersebut adalah senilai 432 ribu dolar Amerika Serikat (AS). Pada acara penandatanganan tersebut dihadiri Duta Besar Jepang untuk RI, Kojiro Shiojiri, dan Direktur Perwakilan LSM APEX, Nao Tanaka.
Proyek berdurasi selama tiga tahun itu antara lain mempromosikan penanaman jarak pagar dengan partisipasi masyarakat setempat dan menyelenggarakan penghijauan. Selain itu, proyek itu juga bertujuan meningkatkan pendapatan penduduk lokal dengan menjual biji tanaman tersebut.
Secara bersamaan, isi proyek juga mencakup pemanfaatan energi yang didapat dari hasil proses pembuatan minyak dari biji jarak bagi peningkatan taraf hidup masyarakat. Kontrak yang ditandatangani pada Senin (18/10) ini merupakan proyek tahun ketiga.
Selama dua tahun terakhir, tanah seluas 320 hektare tanah telah ditanami tanaman jarak pagar, bahkan telah dibuat pula "Jatropha Center" sebagai fasilitas untuk membuat minyak dari biji jarak. Sedangkan proyek pada tahun ketiga bertujuan untuk memulai kegiatan modal pengembangan lokal secara menyeluruh berdasarkan hasil akumulasi yang didapat selama dua tahun terakhir.
Pelaksanaan proyek tersebut diharapkan dapat menghijaukan lahan tidur di Kabupaten Sikka, serta dapat memajukan pengembangan lokal dengan partisipasi masyarakat.