REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Jumat pagi turun tipis, karena pelaku melepas rupiah setelah dua hari lalu naik meski kenaikannya relatif kecil. Nilai tukar rupiah terhadap dolar turun empat poin menjadi Rp 8.924-Rp 8.934 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp 8.920-Rp 8.930.
Analis PT Bank Saudara Tbk, Rully Nova di Jakarta, Jumat (15/10) mengatakan, koreksi harga terhadap rupiah dinilai wajar, setelah mengalami kenaikan. Tekanan itu muncul karena pasar eksternal melemah seperti indeks Nikkei, Jepang dan saham-saham di Hongkong, katanya.
Meski demikian, menurut dia tekanan pasar tidak besar, sehingga rupiah mengalami penurunan relatif masih kecil. Hal ini menunjukkan bahwa rupiah masih berpeluang untuk naik lagi karena faktor fundamental ekonomi makro masih kuat.
Menurut dia, pelaku pasar masih menunggu paket stimulus yang akan dilakukan Federal Reserve untuk mendorong pertumbuhan ekonomi AS yang masih belum pasti.
Federal Reserve akan menyuntikkan dana segar ke pasar, karena para pelaku menunggu rencana penyuntikan yang akan dilakukannya, katanya. Ia mengatakan, posisi rupiah masih cukup baik yang diperkirakan akan dapat menyentuh level Rp 8.900 per dolar, namun sampai saat ini masih sulit disentuhnya.
Hal ini disebabkan Bank Indonesia (BI) masih berupaya menahan laju kenaikan rupiah lebih lanjut. Rupiah, Jumat siang kemungkinan bisa saja berubah yang semula negatif menjadi positif, kalau melihat fundamental ekonomi makro Indonesia yang terus tumbuh. Apabila tidak ada hambatan peluang rupiah untuk kembali naik masih ada tergantung pada pasar, ucapnya.