Kamis 07 Oct 2010 03:57 WIB

Pemegang Saham Minoritas Enggan Jual Bukopin ke BRI

Rep: Agung Budiono/ Red: Djibril Muhammad
Bank Bukopin
Bank Bukopin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wacana akuisisi PT Bank Bukopin Tbk (BBPK) oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) terus bergulir. Kali ini pemegang saham minoritas Bank Bukopin dikabarkan enggan untuk menjual saham (existing stock) mereka kapada BRI.

Direktur Utama Bukopin, Glen Glenardi menjelaskan, pemegang saham minoritas sampai saat ini, hanya meminta kepada pihak manajemen Bukopin untuk menuntaskan rencana rights issue dan penerbitan subdebt perseroan untuk memperkuat permodalan demi memperluas pertumbuhan kredit perseroan.

"Pada Sabtu (2/10) lalu, manajemen bertemu komisaris independen. Disitu dinyatakan tidak ada rencana mereka untuk menjual saham existing. Para pemegang saham minortas sepakat untuk tidak menjual saham existing," katanya saat dihubungi wartawan di Jakarta, Rabu (6/10).

Diungkapkannya, dalam pertemuan itu, pemegang saham minoritas Bukopin melalui Komisaris Independen menyatakan tidak berencana untuk menjual saham milik mereka kepada pihak BRI. Menurutnya, hingga saat ini pihaknya belum dikonfirmasi soal pernyataan Menteri BUMN Mustafa Abubakar yang memberi restu BRI untuk mengakuisisi Bukopin, bukannya kepada PT Jamsostek. "Hingga kini manajemen nggak pernah dikonfirmasi soal itu dari Menteri BUMN," paparnya.

Namun, pada dasarnya pihak manajemen menyambut baik jika kabar yang mengatakan bahwa BRI siap untuk mengakuisisi Bukopin.  "Artinya, Bukopin dilihat sebagai sebuah bank yang prospektif. Saya sih senang-senang saja ada yang berminat untuk akuisisi. Artinya Bukopin dilihat oleh bank-bank besar. Artinya kami bagus," ungkap Glen.

Meski demikian, Glen mengungkapkan, hingga saat ini kedua pihak belum melakukan pertemuan secara formal untuk membicarakan hal tersebut. "BRI baru menyatakan ketertarikan mereka saja, belum ada pertemuan formal untuk membicarakan hal itu," tuturnya.

Pengamat pasar modal, Yanuar Rizky menuturkan, jika memang akuisisi BRI terhadap Bukopin berhasil tentunya hal itu akan memperluas core bisnis BRI. "Ini merupakan cara untuk melakukan konsolidasi perbankan dan saya pikir core bisnis BRI akan semakin besar dengan adanya akusisi ini nanti," tukasnya.

Seperti diketahui, Bukopin telah memperoleh izin untuk melakukan rights issue sebesar 89,2 juta dolar AS atau setara dengan Rp 800 miliar. Sebelumnya, kata Glen, bank dengan kapitalisasi pasar mencapai 433 juta dolar AS tersebut, berencana melaksanakan penawaran umum terbatas sebanyak 20-30 persen dari total sahamnya pada akhir tahun 2010 atau awal 2011. Namun tampaknya pelaksanaan rights issue tersebut akan tertunda.

Sebelumnya, ungkap Glen, Bukopin juga berencana untuk menerbitkan subdebt senilai Rp 1 triliun. Menurut dia, subdebt tersebut akan meningkatkan rasio kecukupan modal (capital adequate ratio/CAR) perseroan dari posisi saat ini 13 persen menjadi 16 persen.

Penerbitan subdebt ini sendiri juga ditujukan untuk meningkatkan modal sesuai ketentuan Tier II (Tier II capital). "Tapi pilihannya salah satu saja, kalau rights issue terlaksana, maka  subdebt batal," pungkas Glen.

Komposisi saham Bukopin saat ini dimiliki oleh Koperasi Pegawai Logistik Seluruh Indonesia (Kopelindo) sebesar 39.39 persen, Yayasan Bina Sejahtera Warga Bulog (Yabinstra) 12,3 persen, pemerintah sebanyak 17.29 persen, Apkindo 6,7 persen dan sisanya oleh publik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement