Jumat 01 Oct 2010 01:56 WIB

Penerbitan Obligasi Diproyeksikan Masih Marak

Rep: Agung Budiono/ Red: Budi Raharjo
Ilustrasi
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kebutuhan korporasi untuk melakukan pembiayaan kembali (refinancing) obligasi yang banyak jatuh tempo di tahun 2012 membuat kuartal IV 2010 dan tahun 2011 diprediksi akan dibanjiri terbitnya obligasi korporasi baru.

Direktur Utama Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), Ignatius Girendroheru, menjelaskan nanti pada tahun 2012, jumlah obligasi yang jatuh tempo sekitar Rp 20 hingga 22 triliun dan 2011 sebesar Rp 10-14 triliun. "Sehingga ini membuat sejumlah korporasi mengantisipasi dengan penerbitan obligasi baru di 2011," tuturnya ditemui usai acara 'The Indonesia Investment Forum' di Jakarta, Kamis (30/9).

Meski demikian, dia memperkirakan pertumbuhan penerbitan obligasi di 2011 tidak terlalu signifikan dari tahun 2010. Menurut Ignatius, pada Kuartal IV 2010 juga merupakan waktu yang tepat bagi korporasi untuk mengeluarkan obligasi. Hal itu lantaran, pasarnya tidak terlalu ramai dan government bonds (surat utang negara) juga imbal hasilnya (yield)nya sudah jauh lebih rendah. "Jadi masih menarik bagi investor untuk membeli obligasi," katanya.

Ditambahkannya, korporasi juga mengambil momentum untuk menerbitkan obligasi, lantaran didorong oleh kupon yang masih rendah dibanding bunga pinjaman bank. Saat ini, lanjut dia, suku bunga pinjaman bank bagi korporasi untuk modal kerja sekitar 12,5 -14,5 persen. "Bandingkan dengan (kupon) obligasi pemerintah sebagai benchmark yang masih rendah. Saya prediksi nantinya, kupon untuk obligasi korporasi berkisar 9-10 persen," ungkap dia.

Bila dilihat dari sisi permintaan, pasar obligasi korporasi memiliki likuiditas yang rendah dibandingkan obligasi negara. Meski imbal hasil (yield) pemerintah turun 200 poin dari awal tahun, transaksi per hari mencapai Rp 4,6 triliun. Sementara itu, transaksi obligasi korporasi per hari hanya berkisar Rp 300-350 miliar. "Masih sedikit sekali likuiditasnya," tukas Ignatius.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement