REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Hubungan bilateral Indonesia dengan Libya terus terjalin produktif. Saat ini, Libya terus mengundang para investor dari Indonesia untuk menanamkan modalnya di negara tersebut. Duta Besar Libya untuk Indonesia, Salaheddin Muhammed Ibrahim al-Bisari, mengungkapkan bahwa Pertamina, Medco, Wika, terus menggarap potensi-potensi ekonomi di negaranya.
"Kami ingin terus ada pengusaha Indonesia yang menjalankan bisnisnya di Libya," ujar dia di sela peringatan 41 tahun Revolusi Libya yang dilangsungkan di Jakarta, Selasa (28/9) malam. Kata dia, Libya memiliki hubungan yang sangat erat dengan Indonesia.
Selain di bidang bisnis, pihaknya juga mengharapkan ada kerja sama yang lebih erat dengan Indonesia di bidang pendidikan. Saat ini, kata dia, pihaknya terus mengundang mahasiswa Indonesia untuk belajar di negaranya. "Kami tidak batasi jumlahnya. Siapa saja yang bersedia, silakan manfaatkan kesempatan ini," tutur dia.
Libya, menurut al-Bisari, juga terus mendorong aktivitas dakwah Islam di Indonesia. Yayasan amal Moammar Ghaddafi, ungkap dia, terus mendukung berbagai aktivitas dakwah Islam.
Acara peringatan 41 tahun Revolusi Libya tersebut berlangsung dengan dihadiri para tokoh dan pengusaha Indonesia. Beberapa tokoh yang hadir antara lain Utusan Presiden untuk urusan Timur Tengah Alwi Shihab, Wakil Ketua DPR Anis Matta, Menteri Koperasi dan UKM, Syarifuddin Hasan, Rektor Universitas Paramadina Anis Baswedan, pengusaha Arifin Panigoro, dan tokoh lain.