REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Total Aset Bank Mutiara telah mencapai Rp 8 Triliun per kuartal terakhir 2010. Karenanya, bank tersebut dinyatakan sudah jauh lebih membaik ketimbang saat baru berganti nama dari Bank Century menjadi Bank Mutiara.
Demikian diungkapkan Ketua Dewan Komisioner LPS Rudjito. “Dari (yang) tadinya rugi Rp 7 triliun pada waktu diambil alih, sekarang sudah mencapai laba Rp 500 miliar kalau nggak salah,” tegas dia usai mengunjungi Wakil Presiden Boediono di Istana Wapres, Kamis (16/9). Jadi, tambahnya, kondisi bank ini sudah membaik.
Nilai aset tersebut melonjak tajam. Juli 2010 silam, LPS masih menyatakan pihaknya berupaya memperbaiki rasio kinerja keuangan Bank Mutiara. Pihaknya juga memperhatikan aspek lainnya yakni optimalisasi kantor cabang, penambahan jumlah nasabah, dan peningkatan sistem good corporate governance.
Segala perbaikan kinerja tersebut untuk mendapatkan harga jual yang lebih baik lagi. Sebab, saat itu, nilai aset (net asset value/NAV) Bank Mutiara masih berada dibawah Rp1 triliun. Tingginya nilai asset bank tersebut, akan membuat harga Bank Mutiara meningkat. Pasalnya, harga jual Bank Mutiara dalam lima tahun sejak pengambilalihan oleh LPS adalah senilai Rp6,7 triliun. Tetapi jika sudah lewat dari waktu tersebut, maka harga yang dipakai adalah harga penawaran tertinggi.
Namun, saat ditanyakan mengenai nilai buku Bank Mutiara, Rudjito masih enggan menjawab. Meskipun demikian, Rudjito menyatakan bahwa nilai buku Bank Mutiara masih prospektif.