REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pemerintah memproyeksikan ekspor nonmigas akan tumbuh 16 persen dibanding tahun lalu menjadi 113 miliar dolar AS. Besaran ini merupakan target pesimistis lantaran terjadi perlambatan perekonomian dunia terutama di negara-negara maju pada semester kedua 2010.
Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu, mengatakan beberapa tujuan ekspor utama seperti Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Eropa belum sepenuhnya keluar dari krisis keuangan yang mereka alami. Sehingga, pertumbuhan ekspor di semester kedua terutama ditopang permintaan dari negara-negara Asia. ''Walau nilai (ekspor) absolutnya naik, pertumbuhannya akan melamban,'' katanya dalam Paparan Kinerja Ekspor-Impor Juli 2010 di kantor Kementerian Perdagangan, Jumat (3/9).
Sebenarnya, kata Mari, jika tren permintaan dunia konsisten tumbuh seperti pada semester pertama, ekspor nonmigas dapat tumbuh hingga 18 persen atau senilai 115 miliar dolar AS. Sepanjang semester pertama, ekspor tumbuh 18 persen dengan realisasi senilai 59,36 miliar dolar AS. ''Di semester kedua ada perlambatan, maka kita lakukan adjustment (target) menjadi 113-115 miliar dolar AS. Boleh dikatakan kita cukup optimis mencapai level ekspor nonmigas di 2008,'' ucapnya.
Ekspor nonmigas di 2008 tercatat senilai 107,9 miliar dolar AS, tumbuh 17,3 persen ketimbang tahun sebelumnya. Akibat krisis, nilai tersebut melorot menjadi 97,5 miliar dolar AS pada 2009, alias tumbuh negatif 9,6 persen. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2009-2014, pemerintah menetapkan target pertumbuhan ekspor non migas tahun ini sebesar 7-8 persen atau menyamai performa 2008.