Sabtu 28 Aug 2010 03:34 WIB

Stok Gula Berkurang, Impor Gula Sulit Dihindari

Rep: Teguh Firmansyah/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Gula karungan diangkat keluar
Gula karungan diangkat keluar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Meski pemerintah belum memutuskan untuk mengimpor gula, namun realisasi kebijakan itu sepertinya sulit terhindarkan. Pasalnya berdasarkan retaksasi (penghitungan) terakhir terjadi pengurangan stok gula kristal putih hasil produksi (kebutuhan rumah tangga) tahun 2010 dari sebelumnya 2,52 juta ton pada Juli turun menjadi 2,28 juta ton (Agustus).

Menko Perekonomian, Hatta Rajasa, mengakui adanya pengurangan stok gula pada Agustus ini dibandingkan dengan Juli lalu. Penurunan dari 2,52 juta ton menjadi 2,28 juta ton, kata dia, tidak terlepas dari perubahan iklim global yang membuat rendemen gula menjadi turun. "Sepanjang tahun ini kan terus hujan, jadi berpengaruh terhadap produksi kita," ujar Hatta, saat diskusi dengan wartawan, Jumat (27/8).

Karena itu, pemerintah tengah mempertimbangkan pelaksanaan impor itu. Namun soal tambahan pasokan dan berapa jumlahnya akan dihitung oleh Kementrian Pertanian dan Perdagangan. "Kita juga meminta Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk melakukan stabilisasi," paparnya.

Kekhawatiran terhadap stok gula, lanjut Hatta, juga ditambah oleh keputusan Thailand untuk mengimpor bahan pangan itu. Dengan demikian permintaan terhadap stok internasional juga meningkat. "Saya baru dapat informasi semalam Thailan baru saja memutuskan untuk impor," jelas Mantan Mensesneg itu.

Deputi Koordinasi Bidang Pertanian dan Kelautan Kementrian Perekonomian Diah Maulida, menambahkan pada awalnya perkiraan stok dari hasil produksi bisa mencapai 2,8 juta ton. Namun karena hujan yang terjadi terus menerus membuat rendemen menjadi berkurang.

"Sebetulnya panennya sama, tapi setelah digiling itu kan ternyata banyak airnya dibandingkan sari gula, jadi itu yang membuat berkurang," paparnya.

Menurut Diah untuk kebutuhan gula rumah tangga setahun ini mencapai 2,7 juta ton. Meski dari produksi tidak mencukupi, namun masih ada tambahan dari stok impor sebesar 450 ribu ton. Kemudian ditambah dengan sisa persediaan gula awal tahun sebesar Rp 352 ton. "Jadi masih cukup sampai dengan akhir tahun karena impor tahun lalu kan baru masuk sekarang," paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement