REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Penjualan peci rajut di sentra produksi kerajinan peci rajut Wirokerten, Yogyakarta, saat mendekati Lebaran tahun ini mengalami peningkatan 100 persen dibandingkan dari hari biasa. Perajin peci rajut di sentra itu, Wardhani,Jumat mengatakan penjualan peci rajut mendekati Lebaran 2010 rata-tata meningkat dibandingkan dengan hari biasa atau tahun sebelumnya.. "Permintaan konsumen untuk peci rajut meningkat selama Ramadhan yaitu mencapai 150 buah per harinya, namun saat hari biasa hanya 100 buah," katanya.
Dia mengatakan, peci rajut produksinya terbuat dari bahan-bahan rajutan yang bahan dasarnya adalah bahan olahan pabrik seperti kulit dan nylon. " Dalam proses pembuatan peci rajut ini, kami menggunakan tenaga kerja sebanyak 50 orang yang semuanya itu adalah warga Desa Wirokerten, Yogyakarta," katanya.
Dia juga mengatakan, untuk proses produksi peci rajut ini, pihaknya masih menggunakan cara yang manual, belum menggunakan mesin dan sebelumnya juga telah melakukan pelatihan kepada tenaga kerjanya. "Kami tidak memberikan pelatihan yang khusus tetapi hanya sekadar pelatihan dasar membuat peci rajut saja, dan itu pun tidak mendatangkan tenaga ahli ," katanya.
Wardhani juga mengatakan, penjualan peci rajut produksinya ini telah mencapai ke luar kota dan luar Pulau di Indonesia, di antaranya Solo, Magelang, Bandung, Tulung agung dan Ternate. "Untuk harga eceran satu buah peci antara Rp10.000 sampai Rp25.000, atau Rp200.000 sampai dengan Rp500.000 tiap kodi," katanya.
Ia mengatakan setiap Ramadhan pendapatan dari penjualan peci rajut ini meningkat 100 persen jika dibandingkan penjualan pada hari biasa. Dalam Ramadhan ini pendapatan dari penjualan peci mencapai Rp2 juta sampai dengan Rp4 juta per harinya.
Ia juga mengatakan untuk model peci buatanya, ada beberapa model di antaranya model peci rajut, kopiah, kulit, dan kulit bulat. "Sampai dengan saat ini model peci yang paling banyak diminati konsumen adalah model peci kulit," katanya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika