Jumat 20 Aug 2010 19:24 WIB

Menko Perekonomian Panen Raya Padi di Indramayu

Rep: Ismail Lazarde/ Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU--Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian, Hatta Radjasa, bersama sejumlah menteri di bawah koordinasinya, melakukan panen raya padi di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Jumat (20/8). Lokasi panen raya berada di Desa Beduyut, Kecamatan Bangodua, Indramayu.

Turut serta bersama rombongan Menko Perekonomian adalah Menteri Pertanian Suswono, dan wakilnya Bayu Krisnamurthi, Menteri Negara BUMN Mustafa Abubakar, dan sejumlah pejabat eselon I dan eselon II di Kementerian Pertanian.

Hatta dan rombongan akan melakukan panen padi varietas Ciherang. Varietas tersebut merupakan jenis benih yang banyak digunakan para petani nasional. Kecuali panen raya, Hatta dan rombongan juga akan melakukan tinjauan ke gudang Bulog yang berada di Indramayu.

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Sumardjo Gatot Irianto, mengatakan, panen raya dan kunjungan kerja ke gudang Bulog pagi ini dimaksudkan untuk melihat secara langsung ketersediaan pasokan beras.

"Belakangan kan masyarakat sempat khawatir beras tidak cukup karena harganya naik, padahal kenaikan harga itu bukan soal pasokan dan ketersediaan yang kurang," ujar Gatot.

Menurut Gatot, tahun ini pemerintah optimistis dapat mempertahankan capaian swasembada beras yang sudah terjadi sejak 2008 lalu. Alasannya, produksi beras pada tahun ini menunjukkan peningkatan yang baik kendati tidak sebesar yang diharapkan.

Berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II Badan Pusat Statistik (BPS), produksi padi sampai dengan akhir bulan Juli 2010 mencapai 65,151 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) atau meningkat 1,17 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. "ARAM II BPS ini tentu menggembirakan," ujar Gatot.

Gatot menerangkan, pertumbuhan produksi padi yang dicapai pada ARAM II 2010 memang masih di bawah tahun 2009 karena pada tahun 2010 terjadi penurunan luas panen di beberapa provinsi sentra produksi padi. Penurunan luas panen merupakan akibat terjadinya mundur tanam pada masa pertanaman di awal musim tanam 2009/2010.

"Juga karena serangan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman/hama, red)," imbuhnya.

Walaupun demikian, Gatot melanjutkan, produksi padi 2010 masih berpotensi meningkat dengan memperluas luas panen dan produktivitas padi saat ini. Dengan demikian, diharapkan pada ARAM III produksi padi bisa lebih besar dibandingkan tingkat produktivitas tahun 2009 pada periode yang sama.

Berdasarkan data pada Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, produksi padi selama tiga tahun terakhir menunjukkan grafik meningkat. Pertumbuhan produksi rata-rata mencapai 4,49 persen. Dengan pertumbuhan produksi sebesar itu, Indonesia berhasil mencapai surplus beras (swasembada) berturut-turut 2,367 juta ton (2008), 3,895 juta ton (2009), dan 4,322 juta ton (perkiraan 2010).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement