REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ketua Umum Asosiasi Pedagang Gula dan Terigu Indonesia (Apegti) Natsir Mansyur memperkirakan stok gula kristal putih pada akhir tahun kurang 400 ribu ton. "Harusnya Desember ada stok 1,2 juta ton untuk 'carry over' tahun depan tapi dengan penurunan produksi akibat faktor cuaca stok gula akhir tahun bisa kurang 400 ribu sampai 500 ribu ton," kata Natsir Mansyur di kantor KADIN Indonesia Jakarta, Selasa.
Kondisi yang demikian, kata dia, akan memaksa pemerintah mengimpor gula kristal putih untuk memenuhi kebutuhan gula masyarakat tahun 2011. "Kalau kurang sampai 400 ribu ton lebih seperti ini sudah pasti harus impor," katanya.
Ia menjelaskan, menurut neraca gula per Mei 2010 stok gula kristal putih yang ada sebanyak 400 ribu ton dan produksi gula kristal putih selama Juni-Agustus diperkirakan 400 ribu ton. "Kalau ditotal ada 800 ribu ton, dengan asumsi kebutuhan gula 200 ribu ton per bulan maka jumlah itu bisa memenuhi kebutuhan gula sampai Desember. Stok akhir tahun berasal dari produksi bulan September sampai Desember yang jumlahnya kira-kira 800 ribu ton," katanya.
Natsir menjelaskan, pada 2010 produksi gula kristal putih ditargetkan mencapai 2,7 juta ton namun realisasinya diperkirakan hanya mencapai 2,4 juta ton karena cuaca yang tidak menentu. "Produksi merosot karena cuaca tidak bagus. Hujan terus seperti ini membuat rendemen bisa turun dari 7,5 persen menjadi 6,5 persen," katanya.
Dia menambahkan cuaca buruk juga meningkatkan pengeluaran biaya transportasi pengangkutan hasil panen yang selanjutnya akan menambah biaya produksi dan mempengaruhi harga gula.