Sabtu 07 Aug 2010 02:16 WIB

Maskapai Rugi Miliaran Rupiah Akibat Listrik Bandara Mati

Rep: Cepi Setiadi/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Garuda Indonesia (Ilustrasi)
Foto: TEGUH INDRA/REPUBLIKA
Garuda Indonesia (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Sejumlah maskapai nasional mengeluhkan dampak padamnya aliran listrik di bandara Soekarno-Hatta Jumat (6/8) pagi. Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait mengungkapkan, kerugian yang dialami Lion Air dari padamnya listrik tersebut bisa mencapai miliaran rupiah.

Kerugian tersebut kata Edward karena hampir semua jadwal penerbangan Lion Air mengalami keterlambatan (delay). ''Kita mengalami delay satu sampai dua jam untuk hampir seluruh rute penerbangan,''kata Edward kepada Republika, Jumat (7/8).

Apalagi jumlah total penerbangan Lion Air yang terkena keterlambatan kata Edward mencapai 40 flight. Penundaan itu, Kata Edward, otomatis membuat utilisasi tidak bisa optimal serta jam operasional maskapainya bertambah. ''Harusnya operasional kami selesai jam sebelas malam, dengan kondisi seperti ini bisa sampai jam tiga pagi,'' kata Edward mencontohkan.

Selain itu, pelayanan terhadap penumpang pun jadi terganggu. Khususnya penumpang yang menggunakan penerbangan bersambung. ''Jadwal penerbangan mereka tentunya berantakan, dan kalau mereka tertinggal oleh pesawat lanjutan, tentu resiko kami memberikan penginapan atau hotel kepada penumpang,'' kata Edward.

Edward pun berharap pengelola Bandara Soekarno-Hatta bisa segera menemukan solusi agak hal ini tidak terjadi lagi. Apalagi, dalam catatannya, kejadian ini merupakan kali keempat dalam dua bulan terakhir. ''Masa bandara sekelas Internasional, bisa mati listrik seperti itu, hotel saja ada gensetnya,'' kata Edward.

Di tempat terpisah, Kepala Komunikasi Garuda Indonesia, Pujobroto menyatakan akibat matinya listrik tersebut, sedikitnya 22 penerbangan garuda pagi itu mengalami keterlambatan. Pujobroto mengungkapkan, listrik di bandara Soekarno Hatta sempat mati dari mulai jam 4 pagi--dalam kondisi byar pet--dan baru hidup normal kembali jam 7 pagi.

Padahal kata Pujobroto, pada jam-jam tersebut (jam 5-8 pagi) merupakan "peak hours" di mana ada 30 penerbangan Garuda yg berangkat dari bandara Soekarno Hatta. ''Listrik mati membuat proses check-in sempat harus dilakukan secara manual dan akibatnya 22 penerbangan Garuda pagi ini mengalami keterlambatan berangkat dari Soekarno Hatta,''tutur Pujobroto, Jumat (7/8).

Pujobroto mengakui akibat keterlambatan keberangkatan (awal) di pagi hari dari Soekarno Hatta tersebut, maka dapat menimbulkan "domino effect", yaitu penerbangan-penerbangan Garuda selanjutnya juga dapat mengalami keterlambatan. Padahal setiap harinya Garuda menggelar keberangkatan dan kedatangan sekitar 250 penerbangan di Bandara Soekarno Hatta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement