REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR-- Masyarakat Jepang yang berkunjung ke Bali mengalami penurunan 24,72 persen dari 132.122 orang selama lima bulan periode Januari-Mei 2009 menjadi hanya 99.743 orang periode yang sama 2010. "Kemerosotan yang terjadi kali ini merupakan yang terparah, diperkirakan erat kaitannya dengan krisis ekonomi global yang masih melanda negara itu," kata Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bali Ida Komang Wisnu di Denpasar, Ahad (4/7)
Ia mengatakan, meski masyarakat Negeri Matahari Terbit yang berlibur ke Bali turun drastis, namun Jepang tetap menempati urutan kedua setelah Australia dari sepuluh negara terbanyak memasok wisman ke Pulau Dewata. Mereka seluruhnya datang lewat Bandara Ngurah Rai, hanya tiga orang yang tercatat lewat pelabuhan laut dengan menumpang kapal pesiar.
Ida Komang Wisnu menjelaskan, Jepang mampu memberikan kontribusi sebesar 10,45 persen dari total kunjungan wisman ke Bali sebanyak 952.073 orang selama lima bulan periode Januari-Mei 2010. Kondisi tersebut meningkat sebesar 9,43 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 870.929 orang.
Ia menjelaskan, dari sepuluh negara terbanyak memasok turis ke Bali, lima negara diantaranya mengalami peningkatan cukup signifikan dan lima negara lainnya mengalami penurunan. Lima negara yang mengalami peningkatan cukup menggembirakan terdiri atas Australia meningkat 55,72 persen dari 137.018 orang menjadi 213.361 orang, Taiwan bertambah 13,83 persen dari 48.168 menjadi 54.828 orang, Belanda 45,89 persen dari 20.829 menjadi 30.388 orang, Inggris 3,83 persen dari 19.495 orang menjadi 29.862 orang dan Singapura 53,18 persen dari 19.495 orang menjadi 29.862 orang.
Lima negara lain yang mengalami penurunan selain Jepang juga China turun 2,67 persen dari 85,828 orang menjadi 83.535 orang dan Malaysia turun 8,26 persen dari 58,192 orang menjadi 53.383 orang. Demikian pula wisatawan asal Korea Selatan turun 7,03 persen dari 52.311 menjadi 48.531 orang dan Prancis 5,35 persen dari 37.256 menjadi 35.264 orang.