REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pemerintah didesak untuk menarik tabung elpiji 3 kilogram yang tidak memenuhi standar. Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi, menyatakan saat ini banyak produk paket perdana elpiji itu yang tidak layak pakai.
''Produk-produk yang tidak layak pakai dan tidak memenuhi standar harus ditarik pemerintah. Pertaruhannya korban jiwa,'' desak Tulus dalam acara diskusi 'Akuntabilitas Keamanan Penggunaan Elpiji Kemasan 3 Kilogra', di Jakarta, Selasa (22/6).
Tulus memperingatkan, jika permasalahan ini tidak disikapi serius oleh pemerintah maka hal ini akan menjadi bom waktu. Apalagi di satu sisi, jumlah produk elpiji 3 kilogram begitu massal dengan jumlah mencapai 44 juta paket. ''Sesuai hasil survei BSN, 66 persen tabung elpiji tidak layak pakai, yakni sekitar 29 juta, 50 persen kompor tidak layak pakai yang berarti 22 juta, bahkan untuk selang 100 persen tidak layak pakai,'' paparnya.
Pemerintah, kata dia, jika ingin mengutamakan aspek keselamatan, maka produk-produk yang tidak standar ini harus segera ditarik. Tulus mengakui, dari sisi teknis, kebijakan konversi minyak tanah ke gas ini perlu diapresiasi mengingat tingkat kemahalan mitan sangat tinggi sehingga sayang jika dipakai untuk aktivitas rumah tangga. ''Indonesia ini merupakan satu-satunya yang memakai minyak untuk memasak,'' kata dia.