Rabu 02 Jun 2010 05:29 WIB

Cicilan Bunga Utang Bebani Negara

Rep: Teguh Firmansyah/ Red: Budi Raharjo
Demo menolak utang baru
Foto: Prasetyo Utomo/Antara
Demo menolak utang baru

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pengamat Indef, Ahmad Erani Yustika, menilai bunga tinggi yang diberikan pemerintah kepada Investor hanya akan menjadi beban bagi APBN ke depannya. Karena itu pemerintah harus menekan bunga sekompetitif mungkin.

''Jika pemerintah masih ingin utang, maka besaran bunga harus sekompetitif mungkin, kita jaga jangan terlalu tinggi, sehingga tidak membebani APBN,'' ujarnya ketika dihubungi Republika, Selasa (1/6).

Harus diakui, beban bunga yang telah disepakati sebelumnya dengan pemerintah cukup besar. Sehingga sangat membebankan buat negara. Padahal negara-negara lain tidak memberikan bunga yang cukup tinggi. ''Bunga kita bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan Filipina atau Thailand,'' kritiknya.

Sayangnya kesepakatan ini sudah tidak bisa lagi diubah . Karena, penerapan ketentuannya tidak lagi berdasarkan market base, berbeda halnya dengan SBI. Menurut Erani, seharusnya untuk menarik investor tidak hanya mengandalkan tawaran bunga tinggi. ''Kita kan bisa tawarkan stabilitas politik kita yang cukup baik,'' cetusnya.

Meski demikian, Erani berharap, masa yang akan datang pemerintah tidak perlu lagi bergantung dengan utang. Artinya, tidak ada lagi defisit karena sepenuhnya penerimaan melalui sektor pajak telah berhasil digenjot. ''Tapi ini sepenuhnya tergantung kepada politik keuangan kita,'' imbuhnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement