Selasa 02 Dec 2025 14:13 WIB

BPOM Genjot Riset Anti-Aging untuk Hadapi Tren Ekonomi Silver

Kebutuhan lansia yang terus tumbuh membuka peluang besar di industri kosmetik.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyebutkan melalui konsep kolaborasi Academia–Business–Government (ABG), BPOM memfasilitasi pengembangan hasil penelitian dalam rangka menggali prospek produk kecantikan antipenuaan di era ekonomi silver. (ilustrasi)
Foto: Boldsky
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyebutkan melalui konsep kolaborasi Academia–Business–Government (ABG), BPOM memfasilitasi pengembangan hasil penelitian dalam rangka menggali prospek produk kecantikan antipenuaan di era ekonomi silver. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyebutkan melalui konsep kolaborasi Academia–Business–Government (ABG), BPOM memfasilitasi pengembangan hasil penelitian dalam rangka menggali prospek produk kecantikan antipenuaan di era ekonomi silver.

Kepala BPOM Taruna Ikrar mengonfirmasi di Jakarta, Selasa (2/12/2025), ekonomi silver adalah sistem ekonomi yang berfokus pada produksi, distribusi, dan konsumsi barang serta jasa yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dan memanfaatkan daya beli masyarakat lanjut usia (lansia).

Baca Juga

Mengutip data 2024 dari Badan Pusat Statistik, era itu diprediksi akan terjadi di Indonesia dalam 20 tahun mendatang. Menurutnya, hal itu berimplikasi pada meningkatnya kebutuhan produk perawatan diri bagi lansia, salah satunya formula pencegahan penuaan atau anti-aging.

“Pasar produk anti-aging diperkirakan akan terus berkembang dengan persentase laju 7,08 persen pada periode 2025–2030,” katanya.

Ia menjelaskan produk anti-aging termasuk ke dalam kosmetik perawatan kulit. Sepanjang 2024, produk perawatan kulit termasuk dalam kategori kosmetik dengan jumlah pendaftaran terbanyak di BPOM yaitu 7.248 produk.

Adapun produk anti-aging bekerja seperti antioksidan dengan mekanisme perbaikan terhadap kerusakan molekuler melalui beberapa jenis bahan aktif yang digunakan, seperti niacinamide, peptida, retinol, retinoid, atau Centella asiatica.

Taruna menilai perkembangan pasar produk anti-aging akan menjadi peluang sekaligus tantangan besar bagi pelaku usaha. Dari sisi ekonomi, peningkatan pasar produk tersebut akan mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ditargetkan mencapai angka 8 persen oleh Presiden Prabowo.

Di sisi lain, ia menambahkan, industri farmasi memperoleh tantangan besar dalam mencari formulasi produk anti-aging terbaik yang diminati masyarakat.

Tren pengembangan kosmetik global didominasi oleh produk clean beauty, yaitu kosmetik dengan kandungan bahan yang aman bagi kesehatan dan lingkungan, salah satunya penggunaan bahan alam. “Perkembangan teknologi lain di bidang kosmetik adalah penggunaan teknologi nano yang memungkinkan bahan aktif kosmetik berpenetrasi secara optimal melalui kulit untuk memberikan efek yang lebih maksimal,” ujarnya.

Terlebih, kata Taruna, ada pula teknologi sel punca yang saat ini juga banyak diklaim bermanfaat untuk menghasilkan produk kosmetik dengan efek regenerasi kulit yang baik. “Ini menjadi tantangan besar bagi lulusan farmasi untuk terus menggali dan mengikuti perkembangan teknologi terkini. Dari sisi produknya, harus diperhatikan bagaimana inovasi-inovasi dapat menghasilkan produk yang membantu meningkatkan kualitas hidupnya,” katanya.

Oleh karena itu, ia menekankan bahwa lulusan fakultas farmasi harus memahami fisiologi lansia, khususnya kebutuhan formula yang tepat bagi kondisi kulit kelompok tersebut, agar dapat menghasilkan produk yang memenuhi standar keamanan dan kualitas.

Ia pun menegaskan komitmen BPOM untuk terus mendukung para peneliti dan akademisi dalam mengembangkan hasil penelitiannya melalui berbagai program pendampingan mengenai pemenuhan persyaratan peraturan.

“Industri memiliki sumber dana, namun terbatas dalam inovasi. Sebaliknya di kampus, banyak dihasilkan inovasi, tetapi terbatas pada sumber daya. Dengan konsep ABG, BPOM hadir untuk menjembatani seluruh aspek tersebut agar bisa saling menguntungkan dan terus berkembang,” tutur Taruna lagi.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Universitas Indonesia, Hamdi Muluk, berharap agar Fakultas Farmasi bersama BPOM dapat menjadi garda terdepan membuka ruang inovasi sebesar-besarnya bagi produk anti-aging.

“Apapun yang namanya inovasi harus kita dorong. Saya harap kolaborasi ini jadi langkah awal agar farmasi menjadi lebih maju dengan inovasi yang dapat meningkatkan ekonomi Indonesia,” katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement