Senin 08 Sep 2025 12:17 WIB

Cadangan Devisa Indonesia Turun Jadi 150,7 Miliar Dolar AS pada Agustus 2025

BI catat cadangan devisa turun tipis pada Agustus, setara pembiayaan 6,3 bulan impor.

Rep: Eva Rianti/ Red: Gita Amanda
ank Indonesia (BI) menyampaikan pembaruan cadangan devisa Indonesia. Pada akhir Agustus 2025, posisi cadangan devisa tercatat sebesar 150,7 miliar dolar AS. (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
ank Indonesia (BI) menyampaikan pembaruan cadangan devisa Indonesia. Pada akhir Agustus 2025, posisi cadangan devisa tercatat sebesar 150,7 miliar dolar AS. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menyampaikan pembaruan cadangan devisa Indonesia. Pada akhir Agustus 2025, posisi cadangan devisa tercatat sebesar 150,7 miliar dolar AS, lebih rendah dibandingkan posisi akhir Juli 2025 yang sebesar 152 miliar dolar AS.

“Perkembangan tersebut antara lain dipengaruhi pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sebagai respons Bank Indonesia menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi,” kata Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, dalam keterangan resmi, Senin (8/9/2025).

Baca Juga

Ia menjelaskan posisi cadangan devisa pada akhir Agustus 2025 setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor atau 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Angka itu juga berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

“Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,” ujarnya.

Ke depan, Denny menuturkan, BI memandang posisi cadangan devisa memadai untuk mendukung ketahanan sektor eksternal. Hal itu sejalan dengan prospek ekspor yang tetap terjaga, neraca transaksi modal dan finansial yang diperkirakan tetap mencatatkan surplus, serta persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian domestik dan imbal hasil investasi yang menarik.

“Bank Indonesia terus meningkatkan sinergi dengan pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal guna menjaga stabilitas perekonomian untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” tutupnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement