Selasa 02 Sep 2025 15:15 WIB

Pasca-aksi Massa Pedagang Tanah Abang Rugi, Omzet Turun Hingga 70 Persen

Penjualan di Pasar Tanah Abang merosot tajam setelah aksi massa akhir Agustus.

Pedagang merapikan barang dagangannya di Pasar Tanah Abang Blok B, Jakarta. (ilustrasi)
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pedagang merapikan barang dagangannya di Pasar Tanah Abang Blok B, Jakarta. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sejumlah pedagang di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, mengeluhkan penjualan yang menurun karena sepinya pembeli sejak aksi massa berlangsung di Jakarta pada 28–31 Agustus lalu.

Mariana, salah satu pedagang busana muslim di Blok G, mengaku hanya bisa mengantongi paling banyak Rp 200 ribu per hari, seperempat dari pendapatan normalnya. “Iya sepi sekali, biasanya saya bisa dapat minimal sekitar Rp 800 ribu sehari, tapi sekarang paling Rp 200 ribu,” kata Mariana di Jakarta, Selasa (2/9/2025).

Baca Juga

Hal senada disampaikan Idrus, pedagang kain di Blok B, yang menyebut penjualannya turun signifikan. Ia bahkan mengaku belum mendapat satu pun pembeli hari itu. “Sampai sekarang belum ada pembeli sama sekali, padahal biasanya setiap hari setidaknya ada transaksi,” ujarnya.

photo
Penjualan pakaian di pasar Tanah Abang Jakarta. - (Mg162/Republika)

Sementara itu, Hendra, pedagang pakaian pria di lantai dasar Blok A, menyebut aksi massa beberapa hari terakhir sangat berdampak pada animo masyarakat untuk berbelanja di Pasar Tanah Abang. Ia mengaku pendapatannya anjlok 40–70 persen dibanding hari biasa.

Pada Selasa (2/9/2025), sejak pukul 08.00–11.00 WIB, kondisi pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara itu memang tampak sepi. Sejumlah kios tampak tutup, sementara pedagang yang membuka lapak terus berteriak menawarkan barang kepada pengunjung yang jumlahnya terbatas.

Richard, salah satu pedagang kain, mengaku sempat menutup gerainya lebih awal saat aksi massa berlangsung. Pada Kamis (28/8/2025) lalu, ia hanya membuka hingga siang, padahal biasanya baru tutup sekitar pukul 19.00 WIB.

“Tanggal 29 (Jumat) dan besoknya malah tidak buka sama sekali. Sekarang sudah buka lagi, tapi pengunjung lebih sepi,” katanya.

Menurutnya, kemungkinan banyak calon pembeli ragu datang berbelanja karena khawatir situasi belum sepenuhnya kondusif.

Meski demikian, sejumlah pengunjung tetap terlihat berbelanja. Mereka mengaku mulai merasa aman dengan kondisi Jakarta, khususnya di wilayah Tanah Abang. “Dari kemarin sudah terlihat lebih aman, jadi saya berani ke sini berbelanja,” kata Dewi, salah seorang pengunjung. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement