REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Rombongan jarang beli (Rojali) sedang menjadi fenomena yang disoroti beberapa waktu terakhir. Keberadaan mereka meramaikan pusat-pusat perbelanjaan tetapi enggan untuk membeli. Omzet yang ditargetkan penjual pun tidak tercapai. Republika melakukan wawancara terhadap pengunjung dan penjual di mal seputar fenomena tersebut.
Di Thamrin City, Jakarta, Senin (28/7/2025), Aan Asmanah (67 tahun), tampak sedang berkeliling. Dia mengaku hendak mencari jilbab di salah satu pusat perbelanjaan yang dikelola PT Jakarta Realty tersebut.
Aan pun mengaku akan bertanya-tanya dahulu sebelum membeli. Menurut dia, bertanya merupakan kebebasan dan hak para calon pembeli.“Ada (hak), bebas pastinya. Semuanya orang juga pasti. Gak ada yang gak nawar lah, semuanya pasti nawar, kayaknya enggak afdhal kalau enggak ditawar,” jelas Aan kepada Republika.
Adapun tujuan calon pembeli untuk menawar harga barang, ujar Aan, supaya mendapatkan kecocokan dan harga yang sesuai.“Tanya-tanya dulu, liat dulu, liat sana, mana yang lebih cocok, misalnya nggak cocok kembali lagi ke tempat yang kita pertama lihat, gitu biasanya,” ungkap dia.
Soal fenomena 'Rojali', Aan mengatakan, keramahan penjual adalah salah satu cara yang harus diperhatikan agar dapat menarik calon pembeli. “Kalau ibu pribadi sih, penjual itu harus lebih ramah, jangan terlalu memaksa. Kalau memaksa itu, ibu jadi males, ibu tinggalin aja,”
Meski demikian, sebagai salah satu pengunjung yang gemar berbelanja di mal, dia juga tidak menyetujui jika ada pembeli yang menawar harga jual yang tak masuk akal. Menurut dia, hal tersebut memang dapat merugikan penjual.
“Ibu paling enggak suka kayak gitu, orang kalau udah ditawar banget nggak kasih kan berarti dia nggak ada untungnya,” jelas Aan.