Senin 19 May 2025 23:51 WIB

Libur Panjang 2025 Berpotensi Tingkatkan Belanja Hingga 13,8 Persen

Jarak antar libur dan penempatan waktu jadi kunci dorong belanja nasional.

Rep: Eva Rianti/ Red: Friska Yolandha
Anak-anak didampingi orang tua saat bermain di area playground Taman Lapangan Banteng, Jakarta, Ahad (18/5/2025). Taman Lapangan Banteng menyediakan fasilitas bermain anak yang bisa diakses oleh masyarakat umum sehingga dapat memenuhi kebutuhan ruang terbuka hijau bagi pertumbuhan anak. Beragam permainan seperti perosotan hingga ayunan dapat digunakan secara gratis, namun untuk aktivitas seperti bermain pasir warna hingga memancing ikan dikenakan biaya mulai dari Rp5.000. Taman Lapangan Banteng menjadi salah satu ruang terbuka hijau yang dapat diakses secara gratis oleh warga serta menjadi alternatif destinasi wisata untuk berlibur di akhir pekan bersama keluarga.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Anak-anak didampingi orang tua saat bermain di area playground Taman Lapangan Banteng, Jakarta, Ahad (18/5/2025). Taman Lapangan Banteng menyediakan fasilitas bermain anak yang bisa diakses oleh masyarakat umum sehingga dapat memenuhi kebutuhan ruang terbuka hijau bagi pertumbuhan anak. Beragam permainan seperti perosotan hingga ayunan dapat digunakan secara gratis, namun untuk aktivitas seperti bermain pasir warna hingga memancing ikan dikenakan biaya mulai dari Rp5.000. Taman Lapangan Banteng menjadi salah satu ruang terbuka hijau yang dapat diakses secara gratis oleh warga serta menjadi alternatif destinasi wisata untuk berlibur di akhir pekan bersama keluarga.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Kepala Mandiri Institute, Andre Sumangunsong, memaparkan hasil kajian terkait tren belanja masyarakat sepanjang 2025. Dalam kajian tersebut, libur panjang diperkirakan mendorong peningkatan nilai belanja masyarakat hingga hampir 14 persen.

Mandiri Spending Index (SMI) per 11 Mei 2025 tercatat berada di level 257,9, yang menunjukkan tren belanja masyarakat masih kuat. Peningkatan ini dipengaruhi oleh momentum libur panjang, seperti Hari Buruh dan Hari Raya Waisak pada awal Mei.

Baca Juga

“Secara umum, libur berdampak positif terhadap belanja. Seperti pada 2024, peningkatan belanja lebih signifikan terjadi pada libur yang memiliki karakteristik tertentu: durasi yang panjang, berada di awal atau akhir bulan, serta jarak antar periode libur yang cukup,” ujar Andre dalam Konferensi Pers Economic Outlook Kuartal II 2025 Bank Mandiri yang digelar secara virtual, Senin (19/5/2025).

Mandiri Institute, kata Andre, melakukan analisis terhadap efektivitas kebijakan cuti bersama yang beriringan dengan tanggal merah. Analisis ini bertujuan memberi masukan agar pemerintah dapat menetapkan waktu libur tambahan secara lebih tepat guna mendorong konsumsi masyarakat.

“Tujuannya agar karakteristik libur yang dianalisis bisa menjadi masukan dalam kebijakan. Jadi, jika pemerintah ingin menetapkan tambahan cuti bersama, bisa lebih efektif,” ujarnya.

Andre menjelaskan, terdapat beberapa faktor yang mendorong belanja masyarakat saat libur panjang. Pertama, jika libur terjadi di akhir pekan. Kedua, jika jarak antar libur panjang tidak terlalu berdekatan.

Ia mencontohkan pada 2024, libur panjang Jumat Agung dan Kenaikan Isa Almasih hanya berjarak sembilan hari. Akibatnya, peningkatan belanja pada Kenaikan Isa Almasih tercatat hanya 0,18 persen. Angka ini jauh lebih rendah dibanding peningkatan belanja pada Jumat Agung yang mencapai 9,48 persen, yang berjarak sekitar satu bulan dari libur panjang sebelumnya.

“Jika faktor-faktor tersebut terpenuhi, potensi peningkatan belanja bisa mencapai 13,8 persen. Ke depan, kebijakan libur tambahan bisa lebih efektif untuk mendorong belanja masyarakat,” pungkasnya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement