Sekaligus, kata Aris, menjadi sarana mendekatkan masyarakat Indonesia dan Malaysia melalui kecintaan terhadap budaya dan produk Indonesia. “Toko ini bukan hanya tempat berbelanja, tetapi jembatan untuk lebih meningkatkan kerja sama ekonomi perbatasan secara nyata antara masyarakat Sabah dan Indonesia di Kalimantan Utara,” ujar dia.

Harapannya keberadaan toko yang menjual aneka produk Indonesia seperti saus sambal, kecap, mi instan, bumbu dapur, biskuit, minuman hingga obat-obatan asal Indonesia tersebut menjadi inspirasi bagi pelaku usaha lainnya untuk terus memperkuat jejaring ekonomi antar-negara, sekaligus memperkenalkan aneka produk Indonesia kepada masyarakat Malaysia di Sabah.

Ia memperkirakan toko tersebut beromzet sekitar 100 ribu ringgit atau Rp 380 juta per bulan. Dengan perkiraan perolehan itu menunjukkan masyarakat Tawau, termasuk warga negara Indonesia yang ada di sana memang menggemari produk-produk yang didatangkan dari Indonesia. “Selain itu juga menunjukkan Tawau memiliki potensi besar sebagai pintu masuk bagi aneka produk Indonesia lainnya," ujar dia.

Pengelola Toko Indo Borong Julia Semai mengatakan, sejak awal bisnis  toko tersebut senantiasa berkomitmen untuk menyediakan berbagai keperluan barang Indonesia yang berkualitas dengan harga bersaing. Harapannya toko tersebut dapat memberikan kontribusi untuk peningkatan hubungan perdagangan Indonesia dan Malaysia, terutama di Tawau, Sabah.

Peresmian toko tersebut diramaikan pula dengan tarian selamat datang asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dibawakan oleh empat pelajar puteri dari community learning center (CLC) Holy Trinity.