Rabu 23 Apr 2025 23:26 WIB

Penyederhanaan Regulasi Pupuk, Wamentan: Produksi Beras Jadi Tinggi

Wamentan optimalkan produksi pupuk untuk penguatan pangan.

Petani menabur pupuk urea (ilustrasi)
Foto: Antara
Petani menabur pupuk urea (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyatakan, penyederhanaan regulasi dan perbaikan tata kelola distribusi pupuk bersubsidi yang ditetapkan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto mendorong peningkatan luas panen dan produksi beras.

“Apa yang sudah kita lakukan mendorong tingginya penebusan pupuk bersubsidi oleh petani. Hingga saat ini petani sudah menebus sekitar dua juta ton pupuk bersubsidi. Inilah yang mendorong produktivitas beras kita tertinggi,” kata Sudaryono di Badung, Bali, Rabu.

Baca Juga

Dia menjelaskan, pada empat bulan di awal tahun ini, potensi luas panen padi nasional diperkirakan mencapai 4,56 juta hektare (ha). Luasan ini setara dengan 13,95 juta ton beras.

Sebagai perbandingan luas panen padi pada periode yang sama tahun lalu hanya 3,57 juta ha, dengan demikian ada peningkatan 27,69 persen.

Sementara produksi beras tahun 2024 sebesar 11,07 juta ton, sehingga tahun ini diperkirakan naik sekitar 25,99 persen.

Pada forum internasional industri pupuk yang salah satunya dihadiri oleh Pupuk Indonesia, Wamentan menyampaikan produktivitas tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan beras dalam negeri, Indonesia tidak perlu impor beras.

Adapun konsumsi beras nasional di bulan Januari hingga April 2025 sekitar 10,37 juta ton, sehingga masih surplus.

Ia menjelaskan, untuk mewujudkan percepatan swasembada pangan, Presiden Prabowo telah banyak melakukan perubahan kebijakan pupuk bersubsidi.

Adapun dampak yang paling dirasakan oleh petani atas perubahan tersebut, yaitu pupuk bersubsidi dapat ditebus petani terdaftar melalui aplikasi i-Pubers Pupuk Indonesia sejak 1 Januari 2025.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement