Selasa 15 Apr 2025 14:37 WIB

Bos PLN Ungkap Punya Jurus Supaya Dapat Hidrogen Murah, Ini Caranya

PLN menyebutkan 28 lokasi dengan potensi kelebihan hidrogen.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo.
Foto: pln
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengungkapkan, pemanfaatan kelebihan produksi hidrogen dari elektrolisis air menjadi energi murah ramah lingkungan, yang tanpa investasi baru. Darmawan, dalam Global Hydrogen Ecosystem Summit & Exhibition 2025 mengatakan, saat ini terdapat kelebihan pasokan hidrogen sebanyak 128 ton yang dihasilkan dari proses elektrolisis air.

"Air disetrum, hasilnya ada dua. Anoda yang positifnya jadi oksigen, negatifnya jadi hidrogen. Dan, hidrogen ini disimpan dalam tabung, dan itulah energy storage system. Apakah ini bisa diubah menjadi listrik lagi? Bisa, menggunakan fuel cells generator untuk hidrogen," katanya, Selasa (15/4/2025).

Baca Juga

Darmawan menuturkan pihaknya sebelumnya bersama peneliti terbaik di Indonesia telah melakukan elektrolisis air dan menghasilkan 200 ton hidrogen. Dari 200 ton itu, PLN hanya menggunakan 75 ton sebagai pendingin pembangkit listrik.

"Kebetulan di PLN, pembangkit kami itu butuh pendingin. Pendinginnya apa? Hidrogen. Maka, kami nyetrum air untuk dapat hidrogen untuk mendinginkan pembangkit kami. Eh, salah hitung, produksinya 200 ton, yang dipakai 75 ton. 128 tonnya menjadi excess supply (kelebihan pasokan). Nah, begitu ada excess supply, inilah yang kita gunakan," ujarnya.

Menurutnya, penggunaan hidrogen dari kelebihan produksi itu dapat menekan biaya operasional mobil hingga hanya Rp 550 per kilometer, lebih murah dibandingkan bensin ataupun pengisian daya di stasiun umum.

"Perbandingannya adalah seperti ini, 1 kilometer mobil Innova kalau menggunakan bensin biayanya Rp 1.300 per kilometer. Kalau pakai mobil listrik, home charging biayanya sekitar Rp 300 per kilometer. Kalau pakai SPKLU, harganya Rp 550 per kilometer," katanya.

"Kalau pakai hidrogen dari PLN, karena ini excess supply, tidak ada investasi pembangkit, tidak ada investasi elektrolisis, ini hanya Rp 550 per kilometer. Jadi, lebih murah daripada pakai bensin, karena hidrogennya setengah gratis gitu. Kalau tidak, ya dibuang ke udara," tambahnya.

PLN menyebutkan 28 lokasi dengan potensi kelebihan hidrogen yang bisa dioptimalkan sebagai sumber energi alternatif dan efisien tanpa perlu tambahan belanja modal atau operasional baru. Pengembangan itu dilakukan bersama pakar hidrogen nasional dan menghasilkan roadmap serta pembangunan hidrogen refueling station pertama di Senayan yang kini sudah beroperasi secara aktif.

Model energi berbasis hidrogen ini diklaim mendukung langkah transisi energi nasional dengan memanfaatkan sumber daya internal dan mengurangi ketergantungan pada energi fosil serta menekan emisi karbon.

Darmawan berharap dukungan penuh dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) agar pengembangan hidrogen menjadi bagian dari kebijakan energi nasional serta mendapat arah strategis untuk implementasi lebih luas ke depan.

"Mohon arahan dari Pak Menteri (Menteri ESDM) nanti penggunanya seperti apa, Pak, roadmap-nya seperti apa," kata Darmawan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement