Selasa 08 Apr 2025 19:35 WIB

Kelakar Srimul: 'Teman-Teman Sarjana Ekonomi, Ilmunya tak Berguna Gara-Gara Trump'

Menkeu bilang, kebijakan tarif Amerika menjadikan risiko ketidakpastian luar biasa.

Menkeu Sri Mulyani dalam Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden RI di Menara Bank Mandiri, Selasa (8/4/2025).
Foto: YouTube PerekonomianRI
Menkeu Sri Mulyani dalam Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden RI di Menara Bank Mandiri, Selasa (8/4/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menkeu Sri Mulyani menggambarkan bagaimana Presiden AS Donald Trump dan beleid tarif impornya yang bakal diterapkan pada pekan ini memporak-porandakan pelajaran mendasar ilmu ekonomi. Itu karena menurut Sri Mulyani, apa yang dilakukan Trump dkk amat sukar dipahami dari sisi kebijakan ekonomi internasional yang selama ini berlaku. 

Hal ini disampaikan Menkeu dalam acara Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden Prabowo Subianto, Selasa (8/4/2025) siang. Bahkan sambil guyon, Srimul menyindir seluruh ekonom yang hadir di acara tersebut bahwa apa yang dilakukan Presiden Trump seolah membuat pelajaran ilmu ekonomi tidak berguna.

"Jadi teman-teman ini ada ISEI (Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia) di sini, mohon maaf tidak berguna Pak, ilmunya hari-hari ini," kata Srimul disambut tawa hadirin yang mengikuti sarasehan.

Srimul memaparkan, beleid tarif resiprokal Trump yang dikenakan ke 60 negara termasuk Indonesia sukar dipahami. Bagaimana pemerintah AS sampai pada keputusan untuk negara-negara itu kena tarif resiprokal atas produk yang AS impor. Indonesia, misalnya, terkenal tarif 34 persen. 

"Ini sudah tidak berlaku lagi ilmu ekonomi. Yang penting pokoknya tarif. Karena tujuan AS adalah menutup defisit," kata dia. 

Itu memperlihatkan, lanjut dia, AS tidak ingin tergantung atau beli kepada orang lain lebih banyak dari apa yang mereka bisa jual kepada orang lain. "Itu is purely transactional, tidak ada landasan ilmu ekonominya." 

Dengan kata lain, sambung Menkeu, AS saat ini tengah menerapkan strategi ekonomi yang amat pragmatis. Untungnya, kata Srimul, sebetulnya pada saat menteri semua dilantik oleh Presiden Prabowo, sudah diberikan pembekalan dan pembekalan itu menjadi sangat relevan karena menyampaikan dunia sekarang di atur oleh pemimpin realis. 

Sekarang, tambah Srimul, bahkan tidak ada definisi yang disebut kawan. Karena Amerika terhadap Kanada, terhadap Meksiko, negara yang tergabung dalam NAFTA juga dikenakan sanksi."Inilah dunia yang kita hadapi," kata Srimul.

Secara umum, Menkeu menegaskan, kebijakan tarif Amerika menjadikan risiko ketidakpastian yang luar biasa. Dalam dua bulan ini Trump telah mengubah lanskap perekonomian global. "Dunia yang tadinya dikeloladengan rule based sekarang tidak ada lagi kepastian. Ini yang menjadi salah satu yang perlu kita perhatikan. Tidak hanya kita mengelola ekonomi tidak kita terus menerus terkaget-kaget namun pada saat yang sama kita tetap waspada."

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement