Jumat 28 Mar 2025 06:30 WIB

Bank Mega Sepakat Bagi Dividen Senilai Rp 1,05 Triliun

Total aset Bank Mega tumbuh 2,17 persen menjadi Rp 134,92 triliun.

PT Bank Mega Tbk melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) menyetujui besaran dividen Rp 1,05 triliun atau sekitar 40 persen dari laba bersih tahun buku 2024.
Foto: dok BRI
PT Bank Mega Tbk melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) menyetujui besaran dividen Rp 1,05 triliun atau sekitar 40 persen dari laba bersih tahun buku 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Mega Tbk melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) menyetujui besaran dividen Rp 1,05 triliun atau sekitar 40 persen dari laba bersih tahun buku 2024. Dividen akan dibagikan kepada pemegang saham sesuai ketentuan yang berlaku.

RUPST yang dipimpin oleh Komisaris Independen Bank Mega Achjadi Ranuwisastra ini, juga menyepakati penggunaan laba bersih senilai Rp 1,58 triliun untuk dibukukan sebagai saldo laba dan sisanya akan disisihkan sebagai dana cadangan guna memenuhi ketentuan Pasal 70 Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas (UUPT).

Baca Juga

Corporate Secretary Bank Mega Christiana M Damanik melalui keterangan resmi di Jakarta, Jumat (28/3/2025), mengatakan bahwa rapat juga memberikan persetujuan dan pengesahan Laporan Tahunan Perseroan Tahun Buku yang berakhir pada 31 Desember 2024. Adapun pada 2024, Bank Mega membukukan laba bersih (PAT) sebesar Rp 2,63 triliun.

Selain itu, RUPST Bank Mega menyetujui pengunduran diri Lay Diza Larentie sebagai Wakil Direktur Utama Perseroan dan C Guntur Triyudianto selaku Direktur Perseroan sejak ditutupnya RUPST, serta mengangkat Heriwan Gazali sebagai Direktur Perseroan.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka susunan pengurus Bank Mega setelah ditutupnya RUPST ini adalah sebagai berikut: Direktur Utama Kostaman Thayib; Wakil Direktur Utama Indivara Erni; Direktur: Yuni Lastianto, Madi Darmadi Lazuardi; Martin Mulwanto; YB Hariantono; Heriawan Gazali.

Pengangkatan Heriawan Gazali akan berlaku efektif setelah mendapatkan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atas penilaian kemampuan dan kepatutan (fit and proper test) dan memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Mata acara lainnya yang juga disepakati antara lain laporan direksi atas rencana kerja (business plan) perseroan tahun 2025 dan laporan rencana aksi keuangan berkelanjutan; penunjukan kantor akuntan publik yang akan melakukan audit atas laporan keuangan perseroan tahun buku 2025.

Selanjutnya, disepakati penetapan honorarium dan tunjangan lainnya bagi dewan komisaris dan direksi untuk tahun 2025, serta pembagian tugas dan wewenang direksi; dan persetujuan pengkinian rencana aksi pemulihan perseroan.

Sebagai informasi, total aset Bank Mega pada akhir tahun 2024 menjadi sebesar Rp 134,92 triliun atau tumbuh 2,17 persen year on year (yoy).

Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Mega tahun 2024 tercatat sebesar Rp 91,67 triliun, dengan rasio current account saving account (CASA) yang membaik yaitu sebesar 30,08 persen dari sebelumnya sebesar 28,83 persen.

Membaiknya komposisi CASA, catat perseroan, disebabkan peningkatan pada giro dan tabungan yang masing-masing tumbuh sebesar 2,54 persen dan 9,74 persen atau tumbuh menjadi Rp 10,38 triliun dan Rp 17,19 triliun.

Sedangkan dari sisi intermediasi, total kredit pada tahun 2024 tercatat sebesar Rp 64,65 triliun. Bank tetap fokus menyalurkan kredit kepada segmen korporasi dan joint financing.

Rasio kredit bermasalah (NPL gross) tahun 2023 tetap terjaga sebesar 1,69 persen dengan NPL net sebesar 1,22 persen. Rasio NPL Gross Bank Mega ini masih berada di bawah NPL gross perbankan sebesar 2,08 persen per Desember 2024.

Atas pencapaian bisnis tersebut, Bank Mega membukukan laba bersih (PAT) tahun 2024 sebesar Rp 2,63 triliun. Perolehan laba tersebut tercatat menurun apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp 3,51 triliun.

Dari sisi rasio, Bank Mega membukukan capital adequacy ratio (CAR) sebesar 25,77 persen dan loan to deposit ratio (LDR) sebesar 70,34 persen yang mencerminkan bahwa perusahaan senantiasa menjaga posisi permodalan dan likuiditas yang solid.

Rasio keuangan lainnya juga tercatat terjaga dengan baik, yaitu return on assets (ROA) sebesar 2,56 persen, return on equity (ROE) sebesar 13,62 persen, net interest margin (NIM) 4,64 persen, dan rasio biaya operasional pendapatan operasional (BOPO) sebesar 73,61 persen.

Bank telah menetapkan rencana bisnis bank (RBB) untuk tahun buku 2025, antara lain akan mencapai laba bersih Rp 2,8 triliun, total kredit akan menjadi sebesar Rp 75 triliun, DPK akan menjadi sebesar Rp 99 triliun, dan menargetkan total aset sebesar Rp 142 triliun.

Adapun strategi yang akan dilakukan untuk mencapai rencana bisnis bank, antara lain transformasi kantor cabang dengan fokus ke customer ecosystem, menurunkan cost of fund melalui peningkatan DPK murah, meningkatkan volume kredit dan perbaikan kualitas kredit, mengembangkan transaction banking, serta efisiensi biaya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement