Senin 24 Mar 2025 23:25 WIB

Fokus di Berkelanjutan, OXO Group Indonesia Gandeng Studio Precht

OXO bersama desainer Precht akan kembangkan OXO The Pavilions di Bali

OXO Group Indonesia, mengembangkan OXO The Residences, sebuah proyek hunian senilai Rp 500 miliar di kawasan Nyanyi, Bali.
Foto: dok istimewa
OXO Group Indonesia, mengembangkan OXO The Residences, sebuah proyek hunian senilai Rp 500 miliar di kawasan Nyanyi, Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- OXO Group, mengumumkan kolaborasi penting dengan arsitek internasional Chris Precht, pemilik Studio Precht yang berbasis di Austria. Bersama-sama, keduanya mengembangkan OXO The Pavilions, proyek visioner berkonsep wellness living yang akan diluncurkan pada pertengahan 2025.

Proyek hunian ini memadukan desain wellness kelas dunia dengan konteks budaya serta lingkungan Indonesia yang kaya. Johannes Weissenbaeck, Pendiri dan CEO OXO Group Indonesia mengaku perusahannya membutuhkan lebih dari sekadar arsitek.

“Misi kami adalah menciptakan ruang yang tidak hanya merupakan investasi yang sehat secara finansial, tetapi juga sangat personal dan inspiratif. Chris Precht mewakili generasi baru arsitek yang memahami bahwa desain harus melampaui estetika. Desain juga harus membentuk gaya hidup, komunitas, dan negara,” tuturnya.

Keputusan OXO untuk bermitra dengan Studio Precht, imbuh Johannes, menjadi salah satu bentuk dari ambisinya untuk membawa bakat-bakat yang menonjol dari mancanegara ke Bali, dengan tetap berakar kuat pada DNA alam dan budaya pulau tersebut. Kerja sama dengan Studio Precht ini juga mewujudkan pola pikir global yang progresif—menyatukan tingkat presisi khas Eropa dengan jiwa Asia Tenggara.

Menurut Johannes Weissenbaeck, Chris Precht telah muncul sebagai salah satu sosok paling menarik di kancah arsitektur global. Dengan portofolio di berbagai benua—dari gedung-gedung tinggi di pusat kota, hingga pondok bambu di lokasi yang terpencil—studionya sukses mendefinisikan ulang konsep arsitektur.

“Pendekatan Precht berdasarkan pada integritas ekologis, keaslian budaya, dan kecerdasan teknologi. Kami percaya bangunan harus lebih dari sekadar aset, karena bangunan harus menunjang kehidupan, sehat, dan regeneratif,” kata Chris Precht.

Dalam empat tahun terakhir, Studio Precht telah mendesain lebih dari 130 proyek, di mana 40 di antaranya telah dibangun. Dari kantor pusatnya di Pegunungan Alpen Austria, Studio Precht tengah mengerjakan beragam proyek arsitektur di Eropa, Amerika Utara dan Selatan, Timur Tengah, Asia—dan sekarang di Bali, Indonesia.

Lebih lanjut, Johannes Weissenbaeck menuturkan, kemitraan ini menandai era baru bagi lanskap properti Bali, yang menempatkan Indonesia sebagai pemimpin dalam pembangunan berkelanjutan yang berpusat pada manusia.

“Bali memang indah, tetapi juga kompleks. Membangun di sini menuntut kepekaan terhadap budaya, iklim, dan model ekonomi yang unik. Chris dan timnya menghadirkan keunggulan teknis dan empati kreatif untuk menghadapi tantangan itu,” tuturnya.

Keahlian Studio Precht dalam mendesain arsitektur keberlanjutan dan wellness, sejalan dengan komitmen awal OXO Group Indonesia untuk membangun konstruksi bangunan berkualitas tinggi, namun berdampak rendah terhadap alam. Dan proyek ini mengangkat arsitektur yang mempertimbangkan: tanah, budaya, dan masa depan.

“Chris mendesain untuk dunia yang ingin kita tinggali. Timnya bekerja dengan kecepatan, fleksibilitas, dan kecerdasan yang dibutuhkan untuk berkembang dalam lanskap masa kini,” Weissenbaeck menambahkan. “Dari alur kerja yang digerakkan oleh

AI (artificial intelligence) hingga proses desain dan pengembangan kolaboratif, pendekatan yang mereka lakukan serupa dengan apa yang kami kerjakan.”

Bagi OXO Group Indonesia, real estat bukan sekadar dimensi ruang, tetapi juga tentang makna. “Kami percaya real estat harus menjadi gerbang menuju kebebasan, petualangan, dan kehidupan yang lebih bermakna,” kata Johannes Weissenbaeck.

Bagi Chris Precth, arsitektur harus mengekspresikan tempat dan waktunya sendiri. Di Bali, hal itu berarti mendesain untuk mengekspresikan cahaya, hujan, ritual, alam—dan generasi yang mencari tujuan hidup dan beragam kemungkinan.

“Sekarang waktunya menciptakan bangunan fleksibel dan adaptif yang mencerminkan cara hidup manusia yang sebenarnya.”

Hingga saat ini, OXO Group Indonesia tengah mengembangkan lebih dari 100 unit properti di Bali, yang terdiri dari hunian, resor, hingga ruang kerja bersama, dengan total nilai mencapai Rp 1 triliun. Perusahaan pengembang ini juga memiliki portofolio kapal pesiar mewah di Taman Nasional Komodo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement