Kamis 20 Mar 2025 17:01 WIB

BUMN Karya Jadi Agrinas, Kementeria BUMN: Perkuat Sektor Pangan

Kementerian BUMN melihat ada peluang untuk menguatkan sektor pangan.

Logo Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Foto: ANTARA /Aprillio Akbar
Logo Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara (Jubir) Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Putri Violla mengatakan, transisi tiga perusahaan pelat merah karya menjadi Agrinas merupakan upaya untuk menguatkan sektor pangan. Putri menjelaskan bahwa BUMN Karya membutuhkan restrukturisasi. Sementara, Kementerian BUMN melihat ada peluang untuk menguatkan sektor pangan.

"Pemerintah butuh untuk menguatkan sektor pangan, kemudian menunjang, akhirnya melihat peluang di situ. Karya-karya itu (BUMN Karya), kemudian dikasih juga selain konstruksi, ya bidang yang tadi. Makanya kemudian namanya diganti jadi Agrinas," ujar Putri di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (20/3/2025).

Baca Juga

Ketiga BUMN Karya yang menjadi Agrinas adalah Virama Karya menjadi PT Agrinas Jaladri Nusantara, Yodya Karya menjadi PT Agrinas Pangan Nusantara, dan Indra Karya menjadi PT Agrinas Palma Nusantara. Putri mengatakan, pemindahan tiga perusahaan tersebut masih dalam proses, sehingga belum ditentukan untuk pembentukan holding.

Menurut dia, transisi ini tidak bisa berjalan dengan cepat karena ada berbagai proses yang harus diselesaikan.

"Kalau untuk holding segala macam, sampai saat ini belum ada info. Karena memang lagi proses, karena peralihan segala macam, itu kan nggak cepat, yang dua ini terutama Yodya dan Virama," katanya.

Ketiga Agrinas tersebut, lanjut Putri, juga akan masuk ke Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, rencana pemerintah memberikan penyertaan modal negara (PMN) kepada BUMN Agrinas sudah masuk dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.

"Di dalam APBN itu ada below the line, yaitu pembiayaan untuk investasi. Kami menyiapkan di dalam APBN below the line sampai dengan Rp 8 triliun," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers, dikutip di Jakarta, Rabu (19/3).

Menkeu meminta narasi mengenai PMN kepada Agrinas tidak dibungkus seolah pendanaan itu merupakan anggaran baru. Hanya saja, kata dia, saat penyusunan APBN belum ditentukan BUMN mana yang akan menerima pembiayaan investasi itu.

"Agrinas itu adalah BUMN baru yang dibentuk berdasarkan BUMN sebelumnya. Jadi, prosesnya sekarang Agrinas oleh Kementerian BUMN akan menyampaikan kepada DPR untuk kemudian proses PMN-nya bisa dilaksanakan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement