Jumat 07 Mar 2025 16:26 WIB

Cadangan Devisa Februari 2025 Turun Tipis Jadi Rp 2.522 Triliun

Posisi cadev Februari 2025 tersebut setara dengan pembiayaan 6,6 bulan impor.

Rep: Eva Rianti / Red: Lida Puspaningtyas
Petugas mengecek uang tunai sebelum didistribusikan melalui kantor cabang dan mesin ATM di Pooling Cash Plaza Mandiri, Jakarta.
Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat
Petugas mengecek uang tunai sebelum didistribusikan melalui kantor cabang dan mesin ATM di Pooling Cash Plaza Mandiri, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menyampaikan posisi cadangan devisa Indonesia pada Februari 2025 tercatat sebesar 154,5 miliar dolar AS atau setara Rp 2.522 triliun (kurs Jisdor BI: Rp 16.315 per dolar AS). Angka tersebut menurun dibandingkan posisi cadangan devisa pada Januari 2025 sebesar 156,1 miliar dolar AS.

“Perkembangan tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sebagai respons Bank Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi,” kata Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso dalam keterangan resmi, Jumat (7/3/2025).

Baca Juga

Denny mengatakan, posisi cadangan devisa pada Februari 2025 tersebut setara dengan pembiayaan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

“Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,” ujarnya.

Denny menekankan bahwa, ke depan BI memandang posisi cadangan devisa memadai untuk mendukung ketahanan sektor eksternal. Terjaganya ketahanan eksternal didukung oleh prospek ekspor yang tetap positif serta neraca transaksi modal dan finansial yang diprakirakan tetap mencatatkan surplus, sejalan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik.

“Bank Indonesia juga terus meningkatkan sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” tutupnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement