Kamis 27 Feb 2025 08:45 WIB

Erick Bantah Isu Perebutan Kekuasaan di Danantara

Pembagian tugas dan kewenangan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

Menteri BUMN Erick Thohir berbincang dengan Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Rosan Roeslani saat peluncuran badan pengelola investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Senin (24/2/2025). Danantara resmi diluncurkan sebagai dana kekayaan Negara atau sovereign wealth fund Indonesia yang akan mengelola aset senilai lebih dari 900 miliar dolar AS, dengan proyeksi dana awal mencapai 20 miliar dolar AS.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Menteri BUMN Erick Thohir berbincang dengan Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Rosan Roeslani saat peluncuran badan pengelola investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Senin (24/2/2025). Danantara resmi diluncurkan sebagai dana kekayaan Negara atau sovereign wealth fund Indonesia yang akan mengelola aset senilai lebih dari 900 miliar dolar AS, dengan proyeksi dana awal mencapai 20 miliar dolar AS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan tidak ada perebutan kekuasaan antara dirinya dengan Kepala atau Chief Excecutive Officer (CEO) Badan Pengelolaan Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) Rosan Roeslani. Erick dalam Indonesia Economic Outlook 2025 di Jakarta, Rabu (26/2/2025) lalu, menegaskan ia membantah adanya anggapan jika terjadi perebutan kekuasaan di Danantara.

Erick justru mengaku akan bersinergi dengan CEO BPI Danantara. "Sekarang sudah tidak perlu dividen policy approval ini, approval ini, langsung ke Pak Rosan, saya cuma, oke Pak Rosan tinggal investasinya apa? Visinya apa? Jadi jangan seakan-akan ada anggapan di publik, ini jangan-jangan perebutan kekuasaan, nggak, kita orang market, kita sama-sama orang private sector dan kita ngerti jobnya," kata Erick.

Baca Juga

Ketua Dewan Pengawasan Danantara itu juga menyampaikan dirinya memahami pembagian tugas dan kewenangan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku antara dirinya dan CEO BPI Danantara. "Dan kita akan nanti punya hal yang sesuai dengan undang-undang mana yang Pak Rosan tidak perlu approval, mana yang saya approval, mana yang harus approval bersama, atau saya approval," ujarnya.

Ke depannya, Erick yakin koordinasi yang jelas antara dirinya dan Rosan akan mempercepat pengambilan keputusan dan mendukung kemajuan BPI Danantara. Erick menambahkan kerja sama yang baik antara mereka akan memberikan dampak positif dalam pengelolaan investasi strategis nasional yang lebih efisien dan produktif.

"Nah, hal-hal seperti ini yang saya rasa ini justru menjadi percepatan. Dan ini hal yang positif yang selama ini kami di BUMN tidak punya luxury itu. Ini yang sebagai catatan paling penting, jangan dikonotasikan negatif seakan-akan ini seperti 8 ya," ucap Erick.

"Kan nggak ada juara yang diingat nomor 8, palingnya top three. Top three ini yang kita dorong sama-sama. Nah prosesnya berapa tahun nanti konsolidasi yang kita coba dorong," tambah Erick. 

Di tempat yang sama, Kepala atau Chief Excecutive Officer (CEO) BPI Danantara Rosan Roeslani mengatakan bahwa pihaknya siap bersinergi dengan Kementerian BUMN. "Justru antara Danantara dan Kementerian BUMN ini kita bersinergi, kolaborasinya justru makin akan makin penting dan makin dekat menurut saya, karena memang kita membicarakan proyeksinya, anggaran seperti apa, ini kita bicara bersama," kata Rosan.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement