Ahad 23 Feb 2025 21:03 WIB

Lebih dari 400 Pegawai USAID Kena PHK

Banyak pegawai yang dipecat telah bekerja di USAID selama 25 tahun.

 Lebih dari 400 pegawai Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) telah diberhentikan. (ilustrasi)
Foto: us
Lebih dari 400 pegawai Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) telah diberhentikan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Lebih dari 400 pegawai Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) telah diberhentikan atau alami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dalam beberapa hari terakhir, New York Times mengabarkan. Media AS itu, yang mengutip sejumlah pejabat dan karyawan USAID, juga melaporkan pemberhentian 36 pegawai Office of Transition Initiatives (OTI), unit USAID yang membantu negara mitra dalam transisi politik dan inisiatif demokrasi.

Dilaporkan pula, 200 dari pegawai USAID yang diberhentikan bekerja di biro bantuan kemanusiaan, sedangkan 200 lainnya di divisi "dukungan dan bantuan" yang menangani penyaluran bantuan untuk bencana alam dan konflik bersenjata.

Baca Juga

Banyak pegawai yang dipecat telah bekerja di USAID selama 25 tahun dan punya pengalaman bertugas di zona konflik, termasuk di Suriah, Afghanistan, dan Ukraina. Pada 2 Februari, miliarder Elon Musk, yang mengepalai departemen baru bernama DOGE (Department of Government Effectiveness), menyebut USAID sebagai "organisasi kejahatan" yang "harus dibubarkan."

Musk juga mengaku Presiden Donald Trump setuju untuk menutup USAID dan proses penutupannya sedang berlangsung. Pendanaan USAID juga telah dibekukan.

Dilansir laman Sputnik, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, yang ditunjuk Trump sebagai penjabat kepala USAID, sebelumnya mengatakan pemerintah akan meninjau ulang badan tersebut untuk memastikan program-programnya didanai sesuai kebijakan luar negeri pemerintah AS saat ini.

Rubio, yang menilai dana USAID selama ini telah "merugikan" AS, mengatakan bantuan bisa saja dicairkan kembali atau bahkan ditingkatkan setelah evaluasi dilakukan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement