REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) dengan kode saham BRIS naik 0,99 persen ke level Rp 3.070 pada penutupan perdagangan Selasa hari ini. Secara Year-to-Date (YTD), saham BRIS sudah meningkat 12,45 persen dan naik 4,78 persen sepanjang Februari 2025, menjadikannya yang tertinggi di antara saham perbankan lainnya.
Hari ini, volume perdagangan saham BRIS mencapai 49,35 juta lembar, menempatkan BRIS sebagai salah satu dari 10 saham dengan pergerakan terbesar di indeks LQ45. Head of Investor Relation BSI, Rizky Budinanda, menjelaskan kenaikan harga saham BRIS dipengaruhi oleh aliran dana masuk dari investor asing sebesar Rp 317 miliar sepanjang 2025.
Ekspektasi kinerja positif BSI juga didukung oleh izin usaha bullion yang baru saja diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Rabu, 12 Februari 2025. Izin ini memungkinkan BSI menjalankan bisnis perdagangan emas dan penitipan emas.
Dengan izin dari OJK, BSI kini memiliki dasar hukum untuk memulai bisnis bank bullion. Sesuai dengan POJK No 17 Tahun 2024, kegiatan usaha bullion mencakup bisnis terkait emas yang dijalankan oleh lembaga jasa keuangan. OJK juga menetapkan bahwa BSI harus mulai menjalankan bisnis bullion ini paling lambat enam bulan sejak izin diberikan.
Sepanjang 2024, kinerja BSI menunjukkan hasil yang sangat positif, terutama karena minat tinggi dari nasabah muda dalam berinvestasi emas. Bisnis emas BSI tercatat tumbuh 78,18 persen secara tahunan.
Produk cicil emas menjadi yang paling diminati, dengan lonjakan pembiayaan sebesar 177,42 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) hingga mencapai Rp 6,4 triliun. Selain cicil emas, bisnis gadai emas BSI juga mengalami peningkatan signifikan, tumbuh sekitar 31,3 persen secara tahunan hingga mencapai Rp 6,4 triliun pada 2024. Kualitas pembiayaan emas ini pun sangat baik, dengan rasio kredit bermasalah (NPF) mendekati nol persen.
"Bisnis emas memang merupakan unique product kami dan memiliki potensi untuk bertumbuh semakin besar. Sebab tren investasi emas terus meningkat karena merupakan aset safe haven. Terlebih kenaikan harga emas sangat terjaga dan signifikan, contohnya seperti pada tahun lalu yang mencapai 32,4 persen," kata dia dalam keterangan, Selasa (18/2/2025).
Rizky menambahkan, dengan adanya izin baru ini, BSI berpeluang memperluas produk emasnya. Saat ini, BSI sudah memiliki Cicil Emas dan Gadai Emas, tetapi dengan izin bullion, perseroan dapat semakin ekspansif dalam mengembangkan ekosistem bisnis emas dari hulu ke hilir.
"Kami berharap BSI dapat memenuhi seluruh kebutuhan nasabah yang berkaitan dengan emas," tambah dia.