Selasa 18 Feb 2025 15:36 WIB

Dukung Net Zero Emission 2060, Ini Manfaat Besar Perdagangan Karbon Bagi Industri

Kredit karbon ini dihasilkan dari proyek hijau yang dikelola dan telah terverifikasi.

Corporate Secretary Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) dalam Bisnis Indonesia Forum bertajuk
Foto: pertamina
Corporate Secretary Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) dalam Bisnis Indonesia Forum bertajuk

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Perdagangan karbon bukan hanya langkah strategis menuju target Net Zero Emission (NZE) 2060, tetapi juga memberikan berbagai manfaat bagi industri. Agar implementasinya lebih luas, sosialisasi dan edukasi mengenai mekanisme ini perlu diperkuat, baik kepada pelaku industri maupun masyarakat.

Hal ini disampaikan oleh Corporate Secretary Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) dalam Bisnis Indonesia Forum bertajuk 'Exploring Carbon Trading’s Future in Indonesia' yang digelar di Jakarta, Rabu (12/2/2025). Dia yakin jika ekosistem perdagangan karbon sudah terbentuk akan secara signifikan berkontribusi menurunkan emisi karbon di Indonesia.

"Untuk terbentuknya ekosistem ini diperlukan kolaborasi dari pemerintah, industri, maupun masyarakat secara umum. Pertamina NRE secara proaktif turut melakukan sosialisasi dan edukasi kepada industri maupun masyarakat tentang perdagangan karbon,” ujar Dicky, melalui siaran pers yang diterima, Selasa (18/2/2025).

Melalui enhanced nationally determined contribution (ENDC) Indonesia memiliki komitmen untuk menurunkan emisi sebesar 31,89 persen dengan kemampuan sendiri atau 43,2 persen dengan bantuan internasional pada tahun 2030. Di satu sisi, Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) untuk mencapai target ini.

Di sisi lain, ada sektor-sektor yang sulit untuk dilakukan dekarbonisasi. Dengan demikian diperlukan pendekatan lain, salah satunya melalui perdagangan karbon.

Melalui perdagangan karbon, perusahaan, organisasi, atau individu dapat menyeimbangkan emisi karbon mereka dengan membeli kredit karbon dari perusahaan lain yang menjualnya. Kredit karbon ini dihasilkan dari proyek hijau yang dikelola dan telah terverifikasi oleh lembaga khusus.

Dengan mekanisme ini, perdagangan karbon berperan penting dalam membantu pemerintah mencapai target ENDC dan NZE 2060. Bagi industri yang memiliki komitmen menurunkan emisi, skema ini menjadi solusi untuk mendukung dekarbonisasi operasional bisnisnya. Sementara itu, bagi perusahaan yang menjual kredit karbon, ini membuka peluang baru untuk menambah sumber pendapatan.

Dicky mengatakan Pertamina NRE menjadi perusahaan pelopor penyedia kredit karbon di bursa karbon yang diresmikan pada September 2023. Sejak diresmikannya bursa karbon, Pertamina NRE berhasil menjual sebanyak 864.000 ton setara C02 atau setara dengan menanam 34,5 juta batang pohon.

Kredit karbon ini dihasilkan dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Area Lahendong Unit 5 dan 6 yang dikelola PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), anak usaha Pertamina NRE.

Pertamina NRE memiliki berbagai portofolio bisnis hijau yang berpotensi untuk menjadi sumber kredit karbon untuk diperdagangkan. Selain itu tambah Dicky, Pertamina NRE aktif mengedukasi masyarakat dan industri mengenai keberlanjutan lingkungan.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui penyelenggaraan acara kegiatan rendah emisi karbon atau Carbon Neutral Event sebagai bentuk kampanye kesadaran lingkungan. Dengan inisiatif yang menyentuh keseharian masyarakat ini, Pertamina NRE mengajak masyarakat bagaimana caranya untuk memiliki udara yang lebih bersih dan kehidupan lebih ramah lingkungan.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso mengungkapkan, Pertamina Group aktif dalam perdagangan karbon sebagai komitmennya menjadi perusahaan yang berkelanjutan. Peran ini akan terus diperkuat, tak hanya dengan sinergi Pertamina Group tapi dengan berbagai institusi hingga akademisi, untuk mencapai target Net Zero Emission Indonesia.

"Pertamina juga mendorong seluruh anak usaha berkolaborasi untuk penurunan emisi karbon ini, baik di dalam Pertamina Group maupun dengan berbagai pihak dalam rangka mendukung target Net Zero Emission 2060," kata Fadjar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement